Fakta Penyakit Paru Obstruktif Kronis yang Mirip dengan Asma
- U-Report
VIVA – Tinggal di wilayah perkotaan yang penuh dengan polusi dari asap kendaraan dan rokok membuat risiko terkena penyakit paru semakin tinggi. Salah satu penyakit paru yang sangat membahayakan adalah penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Dokter spesialis paru dr. Dewi Puspitorini, Sp. P, MARS, MH mengatakan, asap rokok adalah faktor pencetus utama PPOK selain asap kendaraan.
"Asap rokok dan kendaraan jadi penyebab gangguan saluran napas dengan merusak bulu-bulu di saluran napas, kemudian awal gangguannya mempengaruhi mekanisme pertahanan paru-paru kemudian terjadi kerusakan sehingga pasien akhirnya sesak napas," jelas Dewi dalam tayangan Ayo Hidup Sehat di tvOne, Jumat, 20 September 2019.
Gejala PPOK, lanjut Dewi, memiliki kemiripan dengan asma. Yaitu berupa sesak napas, napas berbunyi 'ngik', batuk yang berdahak. Yang nantinya membedakan adalah obat-obatan dan respons terhadap pengobatan.
Selain itu, PPOK dalam jangka panjang bisa mempengaruhi kesehatan jantung. PPOK membuat fungsi paru-paru terus menurun. Akibatnya, oksigenasi menjadi berkurang.
Kebutuhan oksigen di dalam tubuh masuk melalui paru-paru, jika paru-paru mengalami gangguan maka masuknya oksigen akan terpengaruh juga. Begitu pun oksigen yang diperlukan jantung. Hal ini akan mempengaruhi kerja jantung menjadi lebih lemah.
PPOK merupakan penyakit yang harus terkontrol melalui konsumsi obat-obatan. Hal ini untuk menjaga agar penurunan fungsi paru tidak terjadi secara tajam.
Selain itu, penderita PPOK juga disarankan agar menjauhi asap rokok apalagi merokok. Karena, rokok mengandung 4.000 zat beracun yang membahayakan. Kemudian, rutin berolahraga terutama yang melatih otot napas atau bagian dada ke dalam agar lebih kuat. Ditambah dengan menjaga pola makan yang baik.