Ria Irawan Mau Disinar Radiotherapy, Apa Itu?
- Instagram Ria Irawan
VIVA – Meski dalam kondisi sakit dan tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo (RSCM), aktris Ria Irawan masih rutin membagikan kabar terbarunya. Seperti diketahui, kanker kelenjar getah bening yang menggerogoti tubuhnya membuatnya harus kembali dirawat. Ria juga diketahui menderita tumor di kepalanya.
"Beberapa hari ini selama rawat inap Quick shower untuk bersih-bersih badan menjadi pilihan.. Trus duduk-duduk di depan kamar.. Selagi kamar juga dibersikan.. Eh... Ketemu dokter didepan kamar.. Terimaksi buat yg selalu bersih-bersih kamar rawat inap saya 519 dan kawan-kawan..dan tidak lupa juga makasi Dokter," kata Ria dalam unggahan di akun media sosial pribadinya.
Dalam unggahan tersebut, ia juga mengatakan bahwa ia akan menjalani radiotherapy untuk pengobatan tumor di kepalanya. Ia berharap bahwa hasilnya membawa kebaikan. Tapi, apa sih radiotherapy itu?
Seperti dilansir dari Mayo Clinic, Senin, 9 September 2019, perawatan untuk tumor otak tergantung pada jenis, ukuran dan lokasi tumor, serta kesehatan secara keseluruhan dan preferensi. Perawatan yang kini tersedia mulai dari operasi, terapi radiasi hingga, kemoterapi.
Terapi radiasi seperti yang dijalani Ria sendiri biasanya menggunakan sinar berenergi tinggi, seperti sinar-X atau proton. Sinar tersebut dimaksudkan untuk membunuh sel-sel tumor. Terapi radiasi dapat berasal dari mesin di luar tubuh (radiasi sinar eksternal), atau dalam kasus yang sangat jarang, radiasi dapat ditempatkan di dalam tubuh dekat dengan tumor otak (brachytherapy).
Radiasi sinar eksternal dapat fokus hanya pada area otak di mana tumor berada atau dapat diterapkan ke seluruh otak (radiasi seluruh otak). Radiasi otak utuh paling sering digunakan untuk mengobati kanker yang menyebar ke otak dari beberapa bagian tubuh lainnya dan membentuk banyak tumor di otak.
Suatu bentuk terapi radiasi yang lebih baru menggunakan sinar proton sedang dipelajari untuk digunakan pada orang dengan tumor otak. Untuk tumor yang sangat dekat dengan area sensitif otak, terapi proton dapat mengurangi risiko efek samping yang terkait dengan radiasi. Tetapi terapi proton belum terbukti lebih efektif daripada terapi radiasi standar dengan sinar-X.
Efek samping terapi radiasi tergantung pada jenis dan dosis radiasi yang diterima. Efek samping umum selama atau segera setelah radiasi termasuk kelelahan, sakit kepala, kehilangan memori dan iritasi kulit kepala.
Semoga pengobatannya lancar ya, Ria Irawan. (ldp)