Perawatan Kulit Ala Vampir Ternyata Bisa Jadi Solusi Atasi Diabetes
- U-Report
VIVA – Beberapa waktu lalu ada metode perawatan wajah yang cukup kontroversial, namanya vampir treatmen. Seseram namanya, perawatan wajah ini menggunakan darah sendiri untuk meremajakan kulit bahkan bisa menunda proses penuaan.
Singkatnya lewat perawatan vampir ini, plasma darah yang kaya trombosit atau platelet-rich plasma (PRP) diyakini sangat baik bagi kesehatan kulit.Â
Setelah lama berselang, sebuah penelitian baru menyebutkan bahwa vampir treatment tak hanya baik bagi kulit, namun juga bahkan bisa bermanfaat bagi penderita diabetes melitus. Kok Bisa?
Lewat disertasinya, dr. Karina, SpBP-RE telah berhasil membuktikan bahwa metode PRP tersebut bisa bermanfaat untuk penderita diabetes melitus.Â
Karina menjelaskan dari penelitiannya PRP sendiri ternyata mampu meningkatkan jumlah kualitas dan jumlah steam cell pada penderita diabetes. Ia menjelaskan, bahwa selama ini kualitas dan kuantitas steam cell pada penderita diabetes melitus sendiri cenderung menurun.Â
Padahal, steam cell sendiri terbukti efektif untuk mengendalikan penyakit diabetes melitus. Sehingga selama ini metode steam cell yang dilakukan ialah dengan mengambil sel dari orang lain.Â
"Kalau dari orang lain kan ada efeknya risiko penolakan bisa-bisa pasien kenapa-kenapa lagi. Nah dari penelitian saya itu diharapkan dengan melakukan PRP itu terjadi  peningkatan jumlah dan kualitas stem cell, baik dari daya ketahanan hidup (survival), daya memperbanyak diri," kata Karina usai promosi doktoralnya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Senin, 2 September 2019.Â
Sehingga, dengan penelitian ini terbukti bahwa treatment PRP terbukti efektif meningkatkan jumlah dan kualitas dari sel tersebut. Dengan demikian, ada harapan baru bagi penderita diabetes melitus untuk melakukan steam cell dari dirinya sendiri.Â
"Kami berharap angka amputasi turun bahkan jangan sampai amputasi dulu, tapi diabetesnya terkontrol. Jadi ini membuka harapan orang-orang diabetes yang tadinya enggak bisa terapi stem cell dari diri sendiri, dari penelitian saya ada kemungkinan itu bisa," kata Karina.Â
Seperti diketahui, Â WHO menempatkan DM sebagai penyakit nomor empat penyebab kematian terbanyak di dunia setelah penyakit kardiovaskular, kanker, dan penyakit pernafasan kronis. Di Indonesia sendiri jumlah penderita DM juga terus meningkat. Oleh sebab itu pencegahan dan pengendalian terhadap penyakit ini menjadi penting.