Derita Penyakit Autoimun, Raditya Dika Berobat ke Singapura
- VIVA.coi.id/M Ali Wafa
VIVA – Raditya Dika, penulis dan komedian Tanah Air ini mengaku mengidap penyakit autoimun. Penyakit autoimun sendiri ternyata memiliki berbagai jenis yang jarang diketahui banyak orang.
Dalam vlog dari akun resmi Youtube Raditya Dika, ia mengajak istri serta anaknýa untuk berangkat ke Singapura. Ayah satu anak ini berencana berobat sambil berlibur bersama buah hati tercintanya.
"Hari ini gue mau berangkat ke Singapura buat check up setahun sekali untuk autoimun gue di rumah sakit yang sama," ujar Raditya Dika dikutip VIVA, Senin 2 September 2019.
Baca Juga: Gara-gara Pamer Jempol Super Panjang Lewat TikTok, Pelajar Ini Viral
Penyakit autoimun sendiri sebenarnya bisa menyerang siapa saja. Adapun penyakit autoimun dipengaruhi oleh perbedaan genetik dari dalam tubuh yang membuat tubuh memiliki beberapa gejala.
"Autoimun itu seharusnya menjadi sistem kekebalan tubuh kita. Tapi karena ada yang berbeda dari genetik kita, yang harusnya hanya menyerang penyakit tapi tubuh kita akhirnya juga diserang," ujar Spesialis penyakit dalam dari RSPI Puri Indah, dr. Muhammad Ikhsan Mokoagow, M.Med.Sci, Sp.PD-FINASIM.
Beri?ut beberapa jenis autoimun yang kerap mengintai tubuh, dikutip dari laman Cheat Sheet, Senin 2 September 2019.
Penyakit graves
Penyakit graves yang menjadi pemicu keadaan mata yang melotot tersebut. Perlu dipahami, penyakit graves merupakan gangguan pada sistem kekebalan tubuh yang menjadi penyebab terjadinya hipertiroid atau kelenjar tiroid yang bekerja ?ebih aktif.
Penderita graves ini mengalami kondisi di mana sistem kekebalan tubuh yang harusnya menjaga dari kuman pemicu penyakit malah balik menyerang tubuh dan organ yang dituju adalah kelenjar tiroid tersebut. Dengan begitu, hormon tiroid yang diproduksi tubuh terlalu berlebihan dan memicu berbagai gejala termasuk mata melotot.
"Penyakit graves adalah kondisi autoimun yang tidak hanya merangsang kelenjar tiroid tapi juga menyebabkan perubahan struktur mata sehingga bola mata terdorong ke depan. Mata penderita penyakit graves jadi lebih besar dan menonjol," ujar Spesialis penyakit dalam dari RSPI Puri Indah, dr. Muhammad Ikhsan Mokoagow, M.Med.Sci, Sp.PD-FINASIM.
Rematik
Rheumatoid arthritis (RA) atau dikenal dengan rematik adalah peradangan pada sendi. Penyakit ini cenderung disepelekan karena gejalanya membuat ngilu dan nyeri pada penderita.
Tapi, rematik ternyata bisa fatal jika tidak ditangani dengan tepat. Rematik bisa merusak mata, kulit hingga jantung. Beberapa obat anti peradangan menjadi alternatif pengobatan radang sendi ini.
Lupus
Penyakit lupus kerap menimpa kaum wanita. Gejala yang khas yaitu kemerahan di hidung dan pipi yang berbentuk seperti kupu-kupu. Tak hanya itu, rambut rontok dan anemia juga menjadi tanda dari lupus.
Bahayanya, lupus adalah penyakit kronis yang bisa merusak bagian tubuh lainnya. Sehingga pengobatannya harus rutin.