Klaim Berlebihan Atas Karyanya, Livi Zheng Alami Gangguan Narsistik?
- istimewa
VIVA – Sutradara Livi Zheng kembali jadi perbincangan publik. Klaim-klaim filmnya yang menembus Hollywood membuat sosok Livi menjadi kontroversial dan dipertanyakan kredibilitasnya.
Bahkan hal itu juga yang dilakukan salah satu sutradara film, John De Rantau. Ia menyebut bahwa klaim-klaim yang dilakukan Livi justru lebih besar dibandingkan dengan karyanya.
"Saya melihat Anda lebih besar bacotnya, daripada apa yang Anda bikin," kata John Dalam program Q&A bertema Belaga Hollywood di Metro TV, yang tayang Minggu, 1 September 2019.
Klaim berlebihan tersebut bahkan juga dianggap beberapa pihak sebagai gejala narsistik.
Lalu, tepatkah jika Livi disebut memiliki kondisi narsistik? Apa sebenarnya yang dimaksud narsistik dan bagaimana gejalanya?
Seperti dilansir dari Mayo Clinic, Senin, 2 September 2019, gangguan kepribadian narsistik, yang merupakan salah satu dari beberapa jenis gangguan kepribadian. Merupakan kondisi mental di mana orang memiliki perasaan yang meningkat akan kepentingannya sendiri, kebutuhan yang dalam akan perhatian dan kekaguman yang berlebihan, hubungan yang bermasalah dan kurangnya empati terhadap orang lain.
Namun, di balik topeng kepercayaan diri yang ekstrem ini terdapat harga diri yang rapuh yang rentan terhadap kritik sekecil apa pun.
Tidak diketahui apa yang menyebabkan gangguan kepribadian narsistik. Seperti perkembangan kepribadian dan gangguan kesehatan mental lainnya, penyebab gangguan kepribadian narsistik cenderung kompleks.
Beberapa gejala narsistik umumnya meliputi memiliki rasa kepentingan diri yang berlebihan, memiliki rasa memiliki hak dan membutuhkan kekaguman yang terus-menerus dan berlebihan. Lalu berharap diakui sebagai orang hebat bahkan tanpa prestasi yang menjaminnya, membesar-besarkan prestasi dan bakat, hingga bersikeras memiliki yang terbaik dari semuanya, misalnya, mobil atau kantor terbaik.
Gangguan kepribadian narsistik menyebabkan masalah di banyak bidang kehidupan, seperti hubungan, pekerjaan, sekolah atau urusan keuangan. Orang-orang dengan gangguan kepribadian narsistik mungkin secara umum tidak bahagia dan kecewa ketika mereka tidak diberi bantuan atau kekaguman khusus yang mereka yakini pantas mereka dapatkan.
Mereka mungkin menemukan hubungan mereka tidak terpenuhi, dan orang lain mungkin tidak menikmati berada di sekitar mereka. Orang dengan gangguan kepribadian narsistik mungkin tidak ingin berpikir bahwa ada sesuatu yang salah, sehingga mereka mungkin tidak mencari pengobatan.
Meski demikian, siapa pun tak bisa serta merta menyebut Livi Zheng memiliki kepribadian narsistik. Itu karena, untuk mengetahui apakah seorang mengalami kondisi tersebut, tentunya harus mendapatkan penilaian langsung dari tenaga medis profesional.Â