5 Penyakit Rentan Intai Ibu Kota Kalimantan Timur, TB Sampai HIV/AIDS

Ilustrasi HIV/AIDS
Sumber :
  • Pixabay/Darwin Laganzon

VIVA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan wilayah Kalimantan Timur sebagai ibu kota baru. Alasan pemindahan tersebut salah satunya karena area yang cukup luas untuk membangun pemerintahan baru.

Kaltim Raih 3 Penghargaan di Ajang APBD Award 2024, Ini Sebabnya

Meski begitu, ada beberapa isu kesehatan yang rentan melanda wilayah Kalimantan Timur. Besarnya cakupan area serta angka penduduk di Kalimantan Timur membuat beberapa penyakit rentan mengintai.

Berikut deretan penyakit yang rentan mengintai wilayah ibu kota baru berdasarkan laporan profil Dinas Kesehatan Kalimantan Timur tahun 2017, dirangkum VIVA.co.id, Rabu, 28 Agustus 2019.

Ustaz Adi Hidayat Ungkap Asal Muasal LGBT Hingga Timbulnya Virus HIV

Tuberkulosis (TB)

Penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacteriun tuberkulosis menyebar melalui udara. Jumlah penemuan kasus baru TB BTA+ tahun 2017 tertinggi di Kota Samarinda dan Balikpapan serta mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Kasus TB di Samarinda sebanyak 636 sementara di Balikpapan terdapat 525 kasus.

Angka Kasus HIV/AIDS di Indonesia Tinggi, Kapan Seseorang Perlu Tes HIV?

Sementara itu, jumlah total kasus baru TB di Kalimantan Timur sebesar 2.635 kasus. Angka pengobatan pun cenderung alami penurunan dari tahun ke tahun karena beberapa faktor.

Demam Berdarah Dengue (DBD)

DBD merupakan penyakit demam akut yang disebabkan virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Jumlah kasus DBD tertinggi di kota Samarinda sebanyak 519 kasus, sementara di Kota Balikpapan sebesar 498 kasus. Angka tersebut jauh lebih rendah dibanding tahun 2016 di mana total keseluruhan sebanyak 10 ribu kasus dan di tahun 2017 sebesar 1.734 kasus.

Angka kematian karena DBD tertinggi di Kabupaten Mahakam Ulu sebanyak 4 kematian, Samarinda sebanyak 4 kasus serta Balikpapan sebanyak 2 kasus. Total angka kematian ini pun mengalami penurunan dari 87 kasus menjadi 13 kasus kematian.

Diare

Cakupan diare tertinggi di Kabupaten Mahakam Uli sebanyak 215 persen dan terendah di Samarinda sebesar 57 persen. Meski presentase penderita cenderung meningkat tiap tahun, namun di tahun 2017 mengalami penurunan dari 99,7 persen menjadi 85 persen.

Pneumonia Balita

Pneumonia adalah infeksi akut yang merusak jaringan kecil di paru-paru. Infeksi tersebut disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur. Populasi batita serta lansia cenderung lebih rentan karena daya tahan tubuhnya masih rendah.

Ini membuat angka kasus pneumonia cukup tinggi. Tertinggi di Kota Bontang sebesar 138,9 persen dan Kota Balikpapan sebesar 92,15 persen. Total keseluruhan angka kasus pneumonia balita di tahun 2017 yakni 30,96 persen.

HIV dan AIDS

Penyakit menular ini disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus atau HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Karenanya, pengidap HIV mudah terinfeksi berbagai macam infeksi lainnya dan akhirnya memasuki fase AIDS.

Jumlah kasus AIDS tertinggi pada kelompok usia 25 sampai 49 tahun sebesar 306 kasus. Sementara jumlah kasus HIV tertinggi pada kelompok usia yang sama dengan kasusnya sebanyak 787.

Ilustrasi HIV/AIDS.

Kelompok Usia 20-24 Tahun, Tempati Jumlah Pengidap HIV/AIDS Terbanyak Kedua di Indonesia

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) 2022 mencatat, kelompok usia 20-24 tahun menempati jumlah pengidap HIV/AIDS kedua terbanyak di Indonesia hingga mencapai 16,1 persen

img_title
VIVA.co.id
20 Desember 2024