Demi Coba Kayu Bajakah, Pasien Kanker Rela Tunda Pengobatan Medis
- Istimewa
VIVA – Informasi mengenai khasiat Bajakah yang diklaim mampu mengobati kanker memunculkan euforia tersendiri di masyarakat. Dalam beberapa hari terakhir banyak masyarakat yang memburu tanaman Bajakah ini.
Bahkan, beberapa masyarakat rela menunda pengobatan secara medis hanya demi mencoba khasiat dari tanaman Bajakah tersebut. Padahal, menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr Ari Fahrial Syam, SpPD, penelitian yang dilakukan baru pada binatang atau uji pra klinik. penelitian itu masih memerlukan waktu yang panjang untuk mengetahui komponen apa dari getah Bajakah yang berdampak positif pada sel kanker.
"Di sisi lain sudah ada korban pasien-pasien yang termakan info atas khasiat getah Bajakah ini sehingga menunda jadwal kemoterapi atau operasi, alasannya menunda karena mau mencoba akar Bajakah ini," kata Ari saat ditemui di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rabu, 12 Agustus 2019.
Meski demikian, Ari sendiri tidak memiliki angka pasti berapa banyak pasien yang menunda untuk berobat. Ari mengatakan bahwa informasi tersebut didapatkannya dari sesama dokter yang menangani pasien kanker, dan bukan berdasarkan riset.
Ia melanjutkan jika euforia ini terus meluas dan tidak diluruskan akan menimbulkan dampak kesehatan yang besar. Ini karena dari sisi medis penundaan pengobatan memungkinkan kanker terus berkembang.
"Misal saya kasih contoh, kalau dia masih stadium 1, kanker kolon itu pasien itu bisa bertahan dalam 5 tahun itu 90 persen. Tapi kalau dia stadium 4, dia hanya 10 persen yang bertahan. jadi artinya apa? ketika ditunda dari paparan medis artinya dia akan terjadi dampak perburukan dari kankernya itu," kata dia.
Sehingga alih-alih untuk mengobati, menggunakan Bajakah sambil menunda pengobatan secara medis justru memperburuk kondisi pasien. Ia menambahkan, bahwa boleh saja menggunakan obat herbal untuk tambahan. Namun, yang terbukti efektif untuk pengobatan kanker ialah dengan kemoterapi dan juga operasi.
"Makanya jangan dibalik. Silakan kalau memang ini betul bisa menjadi tambahan, karena yang terbukti efektif ya kemo itu, yang terbukti menghilangkan tumor ya operasi itu," kata Ari. (ldp)