Marak Sebar Video Porno, Normal Gak Sih Rekam Hubungan Seks Sendiri?
- Freepik/jcomp
VIVA – Kasus video porno belakangan banyak tersebar di media sosial. Mulai dari kasus threesome yang terjadi di Garut atau dikenal dengan Vina Garut, hingga kasus revenge porn yang belakangan diduga dilakukan oleh mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Yogyakarta.
Banyak orang menduga bahwa mereka yang merekam sebuah hubungan intim, memiliki kelainan bahkan penyimpangan seksual. Tapi, benarkah anggapan tersebut? Berbicara dengan VIVA.co.id, seksolog Zoya Amirin memaparkan motif seseorang merekam adegan intimnya.
"Mungkin bagian dari variasi seksual juga. Kalau misal mau dilihat penyimpangan itu juga belum bisa sebut penyimpangan," ungkap Zoya melalui sambungan telepon, Selasa, 20 Agustus 2019.Â
Zoya mengatakan, batas penyimpangan tersebut harus bisa didefinisikan dengan jelas. Ia menjelaskan bahwa sekadar merekam adegan intim yang dilakukan dengan pasangan, belum termasuk pada penyimpangan.Â
Baca Juga: Pacar Ancam Sebarkan Video Porno, Ke Mana Harus Mengadu?
"Kalau misal dia tidak bisa melakukan hubungan seksual dengan pasangannya sebelum direkam, itu baru ada gangguan, tapi kalau merekamnya sendiri kan enggak masalah ya. Mungkin mereka merasa lebih baik, mungkin merasa terangsang ketika meilhat videonya sendiri ketimbang melihat video orang lain. Jadi lebih relate," kata Zoya.Â
Dari video tersebut, pasangan juga bisa saling mengevaluasi jika ada kekurangan dalam hal berhubungan intim, sehingga tidak adil jika terlalu cepat mengatakan hal tersebut adalah penyimpangan. Namun, di era digital ini ia tetap tidak menyarankan untuk merekam video tersebut, meskipun dengan pasangan sekalipun.
'"Cuma karena era digital begini kita harus hati-hati apalagi UU ITE yang terjadi pada Ariel dan ibu Baiq Nuril itu malah jadi back fire. Misal kita tidak ingin menyebarkan, tapi ada orang lain berusaha mengambil dan menyebarkannya itu juga masalah," kata dia.Â
"Makanya sekarang agak susah, makanya ada gerakan jangan bugil di depan ke kamera," ujarnya kemudian.
Kasus revenge porn belakangan ramai jadi sorotan. Revenge porn sendiri merupakan aksi menyebarkan konten porno tanpa izin melalui platform daring. Aksi revenge porn sendiri biasanya dipicu oleh dendam atau maksud jahat lainnya.
Contoh kasus revenge porn yang sedang ramai adalah mahasiswa sebuah Perguruan Tinggi Nasional dengan inisial JA menyebarluaskan video hubungan intimnya, diduga, bersama sang pacar BHC. Aksi tersebut nekad dilakukan JA karena lamaran menikahnya ditolak orangtua sang pacar.