Sarapan Itu Penting, Sayangnya Banyak Anak Indonesia Gak Dapat

Ilustrasi anak sarapan
Sumber :
  • Pixabay/ImageBG

VIVA – Sebelum melakukan aktivitas di pagi hari, setiap anak perlu sarapan. Hal ini penting karena sarapan memberikan 20 persen energi harian bagi tubuh.

Kenapa Sarapan Penting untuk Anak Sekolah? Cegah Gangguan Working Memory dengan Nutrisi Tepat

Sarapan penting untuk membantu mereka dapat berkonsentrasi saat belajar. Tapi sayangnya, ternyata enggak sedikit pelajar SD khususnya di daerah pedalaman di Indonesia yang melewatkan sarapan.

Tidak pernahnya anak-anak sekolah tersebut sarapan bukan karena keterbatasan waktu untuk sarapan lantaran jarak antara rumah dan sekolah yang jauh. Melainkan orang tua mereka tidak menyiapkan sarapan saat anak-anak akan pergi ke sekolah.

6 Makanan Tinggi Protein Rekomendasi Ahli Gizi! Rahasia Diet Sehat Cepat Kenyang

“Isu di pedalaman ini, anak meninggalkan sarapan pagi karena orang tua mereka enggak menyiapkan sarapan. Karena sejak pagi orang tua mereka sudah berangkat ke ladang,” kata General Manager Marketing KFC Indonesia, Hendra Yuniarto di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Sabtu 17 Agustus 2019.

Dia melanjutkan, karena berangkat ke sekolah tanpa sarapan, anak-anak itu jadi sering pulang ketika mereka kelaparan di sekolah.

9 Kebiasaan Pagi yang Bisa Turunkan Kadar Kolesterol dalam Sebulan

“Kalau dia laper, dia pulang ke rumah makan. Karena beda sama di Jakarta, kalau lapar ya kita ke kantin atau warung untuk makan. Di sana enggak ada, jadi mereka pulang ke rumah. Ketika balik ke rumah, mereka enggak ada tendensi untuk balik lagi ke sekolah,” kata dia.

Berangkat dari situ, Komunitas 1000 Guru, bersama PT Fast Food Indonesia (KFC Indonesia) memulai memberikan sarapan gratis ke 10 sekolah di pedalaman di tahun 2015, hingga saat ini mencapai 40 sekolah dari Sumatera hingga Papua. Ketua penggagas Komunitas 1000 Guru, Jemi Ngadiono menjelaskan bahwa tanpa sarapan yang bergizi dapat berdampak pada akademis para siswa.

“Di NTT misalnya, kalau anak enggak sarapan kemudian lapar, mereka akan pulang ke rumah untuk makan. Pagi mereka enggak disediain sarapan, apakah itu hanya pisang saja enggak ada. Bukan hanya lemas di sekolah, larinya ke akademis. Dengan adanya makanan bergizi bisa diserap dengan baik sehingga anak-anak bersemangat ke sekolah,” kata dia.

Dia bahkan memiliki cerita unik ketika memberikan sarapan di sebuah sekolah di Kupang. Yang mana ketika anak-anak tersebut diberikan telur rebus dan bubur kacang hijau untuk sarapan, anak di sana malah mencampurkan dua makanan tersebut dalam satu wadah sekaligus.

“Kita kasih telur rebus dan kacang hijau. Mereka kemudian mencemplungkan telur rebus itu dengan kacang hijau. Kita ngebayangin rasanya kayak apa. Mereka mungkin bingung bagaimana konsumsinya,” lanjut dia.

Dia melanjutkan, program ini bukan semata dilakukan setiap waktu. Program memberikan sarapan ini hanya berlangsung selama enam hingga satu tahun lamanya. Ini dimaksudkan untuk membuat mereka menjadi mandiri.

“Program ini enggak jangka panjang, enggak bagus terus-terusan. Lihat ekonomi mereka meningkat atau tidak selama 6 bulan atau setahun baru ganti sekolah. Ketika kita meninggalkan mereka kita bekali pengetahuan dan cara masak sarapan sederhana yang bergizi,” lanjut dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya