Minum Bubble Tea Berlebihan, Apa Bahayanya?
- Pixabay/sam651030
VIVA – Bubble Tea saat ini menjadi minuman hits di kalangan segala usia. Tak heran gerai 'bubble tea' mudah dijumpai di pusat-pusat perbelanjaan.
Bubble tea adalah minuman Teh segar yang dicampur dengan gula, jeli bulat-bulat berwarna hitam, biasa orang menyebutnya dengan 'bubble'. Terkadang minuman ini juga ditambahkan susu sehingga membuat minuman ini menjadi sempurna nikmatnya.
Rasa segar, manis dan tekstur kenyal dari bobba saat menyeruputnya membuat ia menjadi primadona. Namun, tahukah Anda meski berbahan dasar teh hitam dan teh hijau, konsumsi minuman ini ternyata berisiko bagi kesehatan?
Belakangan minuman hits ini, konon katanya berbahaya bagi kesehatan. Salah satunya, karena tinggi gula dapat memicu penyakit diabetes, menyebabkan kanker, obesitas, ketagihan hingga bubble yang ada pada teh tersebut dapat membuat seseorang tersedak dan berujung pada kematian, benarkah?
Fakta dan mitosnya akan dibahas oleh spesialis gizi klinik dr Juwalita Surapsari, Mgizi, SpGK, dalam acara Ayo Hidup Sehat di tvOne, Senin 12 Agustus 2019.
Baca juga: 4 Fakta Penanganan Tumpahan Minyak di Karawang
Selain itu, akan dibahas juga mengenai minyak gosok. Sudah menjadi hal yang lazim bagi masyarakat Indonesia untuk memakai minyak gosok tradisional. Mulai dari untuk meredakan sakit, hingga digunakan sebagai aroma terapi.
Kebiasaan ini diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Khasiatnya yang beragam membuat minyak gosok tetap eksis hingga saat ini.
Umumnya minyak gosok digunakan untuk memijat bagian tubuh yang pegal-pegal dan menghangatkan tubuh karena umumnya minyak gosok dapat memberikan rasa hangat pada kulit serta membuat tubuh menjadi relaks. Namun, ada sebagian orang meyakini minyak gosok dapat meredakan sakit pada gigi, meredakan rasa kembung di perut dengan cara dikonsumsi serta mengoleskannya pada luka bakar untuk menyembuhkannya.
Amankah tindakan tersebut? Lalu, apa saja fakta dan mitosnya terkait Bubble tea dan minyak gosok? Pembahasannya akan dijelaskan oleh spesialis farmakologi klinis, dr Tulus Satriasih, SpFK dalam acara yang sama. Jika tak sempat saksikannya di layar kaca, AHS juga bisa disaksikan live streaming di laman ini.