Banyak Orang Salah Kaprah soal Diet Keto
- U-Report
VIVA – Dalam beberapa tahun belakangan ini, diet keto menjadi salah satu cara menurunkan berat badan, yang populer di kalangan anak muda. Diet ini dilakukan, dengan menerapkan pola makan rendah karbohidrat dan tinggi lemak.
Diet keto banyak digemari, lantaran mampu menurunkan berat badan dalam waktu relatif cepat. Namun, menurut dokter Spesialis Gizi Klinis, dr. Samuel Oetoro Sp GK, banyak masyarakat yang salah kaprah dalam penerapannya.
Salah satunya ialah, dengan menjadikan diet keto sebagai sebuah gaya hidup. Padahal, menurut Samuel, diet keto hanya boleh dilakukan selama maksimal enam bulan. Lalu, apa dampaknya jika dilakukan lebih dari itu?
"Saya punya pasien wanita, yang melakukan diet keto satu tahun. Datang ke saya, karena merasa badannya sakit dan tidak segar. Setelah saya lihat hasil laboratorium, kolesterolnya tinggi, trigliserida tinggi, asam uratnya tinggi, fungsi ginjalnya menurun," ujarnya di Jakarta Barat, Sabtu 10 Agustus 2019.
Ia menjelaskan, hal itu terjadi karena kandungan lemak dan protein terlalu tinggi. Sehingga, nutrisi di dalam tubuh menjadi tidak imbang.
Setelah enam bulan, Samuel menyarankan diet mediterania. Diet tersebut dilakukan, dengan cara banyak mengonsumsi minyak zaitun.
“Ini bisa dilakukan sepanjang waktu, karena bagus. Orang Yunani insiden diabetesnya yang terendah di dunia,” kata dia.
Namun, diet ini sering kali tidak menjadi pilihan oleh sebagian besar masyarakat. Alasannya, butuh waktu lama untuk bisa mengurangi berat badan.
"Kalau mediterania, turunnya pelan-pelan. Ingin cepat turun berat atau sehat? Kalau cuma penampilan, silahkan turunkan cepat. Kalau ingin langsing dan sehat, pilih mediterania," jelasnya.