Wanita Ini Harus Diamputasi karena Jilatan Anak Anjing
- Freepik/Copperpipe
VIVA – Bermain dengan anjing bagi sebagian orang ialah suatu kegiatan yang menyenangkan. Bahkan mereka sering membiarkan anjing peliharaannya menjilat bagian tubuhnya.
Tapi enggak ada yang menyangka bahwa sedikit jilatan dari anak anjing menyebabkan infeksi yang mengancam jiwa seorang wanita di Ohio, Amerika Serikat. Kejadian membuat tangan dan kakinya akhirnya diamputasi untuk menyelamatkan hidupnya.
Dikutip dari Live Science, wanita bernama Marie Trainer dibawa ke ruang gawat darurat pada 11 Mei 2019 setelah mengalami demam, mual, dan sakit punggung. Dia baru saja kembali dari liburan di Karibia, dan dokter pada awalnya mengira dia menderita penyakit yang berhubungan dengan perjalanannya tersebut.
Tetapi penyebab pasti penyakitnya tetap menjadi misteri, sementara kesehatannya semakin memburuk. Dia kehilangan kesadaran dan mengalami koma yang diinduksi secara medis. Kulitnya juga mulai berubah menjadi warna merah keunguan dan jaringannya mulai mati.
Setelah tujuh hari, dokter akhirnya menemukan penyebab penyakitnya. Itu bukan penyakit tropis, melainkan infeksi bakteri yang disebut capnocytophaga canimorsus. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), bakteri itu ditemukan di mulut anjing dan kucing,
Bakteri tersebut dapat menyebar melalui gigitan, goresan dan bahkan jilatan dari hewan peliharaan. Wanita itu kemungkinan terkena infeksi tersebut ketika anak anjing gembala Jerman atau German shepherd menjilat luka terbuka di tubuhnya.
Meskipun sebagian besar orang yang melakukan kontak dengan anjing dan kucing tidak akan sakit karena capnocytophaga, namun dalam kasus yang jarang terjadi, bakteri dapat menyebabkan penyakit dan bahkan kematian.
Orang-orang berisiko lebih besar terinfeksi capnocytophaga jika sistem kekebalan tubuhnya lemah. Misalnya, jika mereka menderita kanker, diabetes atau HIV atau jika limpa mereka diangkat.
"Itu hanya kejadian acak dan langka yang menyebabkan kerusakan sempurna di dalam tubuhnya yang mengakibatkan penyakit yang menghancurkan," tulis keluarga Trainer di halaman GoFundMe.
Meskipun infeksi capnocytophaga jarang terjadi, menurut CDC, orang yang terinfeksi dapat mengembangkan komplikasi serius, termasuk kegagalan organ dan gangren. Sekitar 30 persen orang dengan infeksi capnocytophaga parah meninggal akibat penyakit ini.
Trainer diberi antibiotik untuk menghilangkan bakteri, dan dia akhirnya tinggal di rumah sakit selama sekitar 60 hari. Infeksinya telah menyebabkan begitu banyak kerusakan pada jaringan di kaki dan tangannya sehingga dokter perlu mengamputasi.
Sejauh ini, dia telah menjalani delapan operasi dan akan segera dilengkapi dengan prostesis dan menjalani rehabilitasi,
Tahun lalu, seorang pria di Wisconsin juga diamputasi kaki dan lengannya setelah terinfeksi capnocytophaga dari anjingnya.