Persebaran Dokter Belum Merata, Indonesia Perlu Layanan Telemedicine
- U-Report
VIVA – Jika untuk mendiagnosis suatu penyakit atau kondisi kesehatan sebelumnya harus menuju ke fasilitas kesehatan, berkat kemajuan teknologi kini hal itu bisa dilakukan dari jarak jauh. Teknologi tersebut sering dikenal dengan teknologi telemedicine.
Tuntutan akan telemedicine di Indonesia sendiri cukup tinggi, mengingat persebaran tenaga kesehatan yang belum merata. Selain itu distribusi fasilitas kesehatan juga masih belum merata ditambah hambatan geografis yang menantang.
Terlebih saat ini rasio jumlah dokter di Indonesia masih sangat rendah dibanding jumlah populasi. Pada 2017, Indonesia hanya memiliki tiga dokter, sementara di negara maju ada lebih dari 20 dokter untuk setiap 10 ribu orang.
"Karenanya layanan telemedicine Halodoc akan menjadi bagian dari platform digital kami yang akan segera diluncurkan di Indonesia,ungkap President Director of Prudential Indonesia, Jens Reisch, dalam siaran pers yang diterima VIVA, Selasa, 6 Agustus 2019.
Ia menjelaskan, melalui platform digital tersebut, pengguna akan dapat berkonsultasi dengan dokter secara online, membeli dan mengatur pengiriman resep, memesan tes laboratorium. Selain itu mereka juga akan mendapatkan opini medis kedua, dan menjadwalkan konsultasi di rumah sakit yang tergabung di jaringan PRUMedical Network hanya dalam satu aplikasi ponsel.
"Kami ingin membawa layanan kesehatan dengan biaya yang terjangkau dan mudah diakses oleh jutaan orang, pada skala yang belum pernah dilakukan sebelumnya," kata Chief Executive of Prudential Corporation Asia, Nic Nicandrou,
Sementara itu, Jens juga menambahkan bahwa hal ini juga menjadi kesempatan membantu mendukung tujuan pemerintah dalam mewujudkan layanan kesehatan yang berkualitas dan inklusif bagi semua. [mus]