Masker Hijau untuk Hindari Polusi Jakarta, Efektifkah?
- VIVAnews/Fernando Randy
VIVA – Kualitas udara di DKI Jakarta sempat menempati posisi terburuknya dalam beberapa hari terakhir. Data Air Visual menunjukkan bahwa air quality index (AQI) Jakarta mencapai 184 atau tidak sehat (151-200) dengan kandungan polusi PM2.5 sebesar 119.8 mikrogram/m³. Akibatnya, Jakarta dinobatkan sebagai kota dengan polusi terparah.
Bahkan Indeks Kualitas Udara Jakarta per Senin, 5 Agustus 2019, tercatat 138 dengan 2.5 PM. Artinya, kualitas udara di Jakarta tidak sehat untuk kelompok sensitif seperti anak, lansia, atau orang dengan penyakit bawaan.
Oleh karenanya, sangat disarankan untuk menggunakan masker. Meski demikian, masker untuk memfilter udara sendiri memiliki ragam jenis yang berbeda. Mulai dari simple mask hingga respirator mask. Lantas, masker seperti apa yang paling cocok untuk dipakai di Jakarta?
"Kalau buruk seperti di atas 150 ini tidak direkomendasikan yang biasa, harus dengan masker respirator atau masker yang mempunyai filtrasi hingga 95 persen," ungkap Perwakilan Divisi Paru Kerja dan Lingkungan, Departemen Pulmonologi FKUI - RS Persahabatan Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), saat ditemui di diskusi media Nexcare, di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Ia menjelaskan, penggunaan respirator sendiri memang sangat disarankan jika kualitas udara sudah sangat tidak sehat. Meski demikian, khusus untuk kelompok rentan, sangat disarankan untuk menggunakan masker respirator walau kondisi udara berkisar pada 100-150 dengan pm2.5. Lalu, apakah penggunaan masker biasa atau masker yang berwarna hijau cukup efektif untuk digunakan?
"Jawabannya, kalau tidak dapat masker respirator tentu lebih baik ketimbang tidak ada. Karena, menurut penelitian itu tetap memiliki efektifitas sekitar 40 persen dibanding tidak sama sekali," ungkap Agus.
Selain itu, lanjut Agus, yang menentukan sebuah masker efektif atau tidak ialah cara penggunaannya. Menurut Agus, jika penggunaan masker keliru, hal ini tidak akan efektif dalam menghalau polusi udara.
"Kalau secara medical itu ada mekanisme yang cukup rumit untuk mengetahui kebocoran. Tapi cara sederhana untuk mengetahui itu pakai masker pakai minyak wangi kalau tidak terlalu berbau berarti terbukti bagus," kata Agus. (nsa)