Penderita Gagal Ginjal di Bandung Kini Dicover BPJS Kesehatan

Ilustrasi BPJS Kesehatan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

VIVA – Penderita gagal ginjal yang mengharuskan cuci darah atau disebut dengan Hemodialisis di Bandung kini dapat dicover oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan per 1 Agustus. Layanan tersebut terealisasi berdasarkan kerjasama dengan Hemolife klinik Hemodalisa.

Kisah Sukses Andi Afdal: Dari Dokter Desa Kini Masuk Jajaran Direksi di BPJS Kesehatan

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Bandung, M. Cucu Zakaria menjelaskan, mekanisme penderita untuk mendapat layanan tersebut sama halnya dengan layanan kesehatan penyakit lainnya.

“Mekanismenya juga sama, cuci darah kalau enggak dibiayai BPJS, saya pernah dapat informasi sekitar Rp800 ribu sampai Rp1,5 juta sekali cuci darah. Tergantung rumah sakitnya,” ungkap Cucu di sela penandatanganan nota kerjasama di Klinik Hemodalisa Ujungberung Kota Bandung, Rabu 31 Juli 2019.

Terpopuler: Wakil Bupati Positif Narkoba, Kiai Imam Jazuli Cirebon Puji Gus Miftah

Pihaknya mencatat, penderita gagal ginjal bertambah per tahunnya dan berasal dari kelurga kurang mampu dengan persentase 18 ribu pasien pertahun. “Tujuan kita agar semakin banyak pelayanan kesehatan yang bisa diberikan. Kalau melihat keterbatasan, orang-orang yang memerlukan jangan harus (cuci darah) ke (rumah sakit) kota. Apalagi Bandung kan macet," ujarnya.

Direktur Utama Hemolife Klinik Hemodialisa Suriyanto menambahkan, dengan langkah cover dari BPJS pihaknya menangani 15 pasien per minggu. “Itu kalau satu shift. Kita siap melayani dua shift, sesuai permintaan, jadi sekitar 30 pasien per minggu," terangnya.

Supervisi Polri dan BPJS Kesehatan, Tingkatkan Kualitas Pelayanan di Fasilitas Kesehatan

Suriyanto menambahkan, syarat utama para pasien untuk mendapat layanan yaitu adanya rujukan. Rumah sakit. “Kita mengikuti prosedur yang ditetapkan JKN. Pasien harus mendapat rujukan. Kecuali yang mendadak, emergensi, bisa tanpa rujukan. Peran BPJS sangat luar biasa dalam berkontribusi untuk kesehatan masyarakat. Kalau ada keterlambatan, saya rasa wajar," tambahnya.

Ilustrasi penyakit ginjal/sakit pinggang.

Miris, 85 Persen Pasien Cuci Darah Ada di Rentang Usia Produktif

Berdasarkan data BPJS Kesehatan, cuci darah dinyatakan sebagai tindakan dengan biaya terbesar keempat pada pengeluaran BPJS dengan pengeluaran tahun 2023 sebesar Rp2,9 T.

img_title
VIVA.co.id
23 Desember 2024