Polusi Udara Jakarta Terburuk, Potensi Picu Stroke
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
VIVA – Jakarta menjadi kota dengan polusi udara terburuk di dunia versi AirVisual. Jakarta menempati peringkat teratas dengan kondisi udara tidak sehat.
Dilansir dari laman AirVisual, Air Quality Index (AQI) Jakarta berada di angka 181. Bahkan pada Selasa 30 Juli 2019 tercatat, AQI Ibu Kota berada di angka 216. Ini artinya, kualitas udara Jakarta berada di level ungu atau sangat tidak sehat.
Dampak polusi udara tersebut diketahui dapat mengganggu kesehatan tubuh. Mulai dari kanker paru-paru, penyakit jantung, mengganggu kesehatan kulit hingga stroke.
Terkait dengan polusi udara yang dapat menyebabkan stroke, hal ini bisa dipicu karena polutan mikroskopis di udara dapat menyelinap melewati pertahanan tubuh. Menembus jauh ke dalam sistem pernapasan dan peredaran darah, lalu merusak paru-paru, jantung, dan otak. Udara yang terpapar polusi dan dihirup ini nantinya akan mengganggu keseimbangan sistem saraf di tubuh.
“Polusi itu zat yang jahat yang mengganggu kesehatan kita di kemudian hari. Kalau bicara stroke, stroke sendiri merupakan gangguan di otak akibat aliran darah ke otak terganggu, yang bisa kena yang ada gangguan pembuluh darah. Polutan bisa buat pembuluh darah kaku dan sebagainya bisa,” kata Founder and Director Klinik Wijaya, dr. Sukono Djojoatmodjo,Sp.S saat ditemui di Klinik Wijaya Jakarta Selatan, Rabu 31 Juli 2019.
Dia menyebutkan, stroke yang disebabkan akibat polusi udara ini tidak berdampak secara langsung. Melainkan bisa terjadi di kemudian hari. Semakin banyak seseorang terpapar polusi udara yang buruk, maka semakin besar risiko stroke.
“Tidak secara langsung, suatu saat kamu mulai berkeluarga memiliki anak semakin besar menelan polusi begitu banyak. Jika seseorang memiliki kolesterol yang bagus, pola hidup yang sehat tapi terkena polutan tidak sejelek kalau seseorang terpapar dapat polutan tetapi memiliki pola hidup yang kurang bagus,” kata dia membeberkan soal efek bahaya polusi udara terburuk di Jakarta.