Si Kecil Kurang Minum, Bahaya Dehidrasi Bisa Picu Kematian
- Pixabay/ Ben_Kerckx
VIVA – Dehidrasi merupakan kondisi di mana tubuh seseorang mengalami kekurangan cairan. Dehidrasi bisa menimpa siapa saja termasuk bayi dan anak.
Dikutip dari laman My Positive Parenting, dehidrasi terjadi ketika tubuh seseorang kekurangan cairan. Ini adalah kondisi yang berbahaya, terutama dalam kasus bayi dan anak-anak. Karenanya orangtua, harus ekstra hati-hati untuk memastikan bahwa si kecil tidak menderita dehidrasi.
Faktanya, dehidrasi parah dapat menyebabkan kematian. Ini disebabkan oleh hilangnya air dan elektrolit yang tiba-tiba dan berlebihan dari tubuh anak Anda.
"Kematian rentan terjadi pada anak akibat dehidrasi. Karena ukurannya yang lebih kecil, bayi dan anak sangat rentan terhadap kematian mendadak," ujar Consultant Paediatrician & Paediatric Cardiologist, Datuk Dr Zulkifli Ismail.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memiliki data yang menunjukkan dehidrasi terutama ketika disebabkan oleh diare menjadi salah satu penyebab terbesar kematian pada anak-anak di seluruh dunia. Angkanya diperkirakan sekitar 2,2 juta anak di seluruh dunia.
"Penyebab paling umum dehidrasi, antara lain muntah, diare, demam, dan penyakit infeksi virus yang menyebabkan penurunan kemampuan minum atau makan serta kontak yang terlalu lama ke lingkungan yang panas," paparnya.
Infeksi virus atau bakteri yang umummya dapat menyebabkan kondisi ini ,antara lain rotavirus, norovirus, adenovirus, Salmonella, atau Escherichia coli. Bahkan ada beberapa kasus infeksi parasit (misal Giardiasis, yang disebabkan oleh giardia lamblia) yang menyebabkan diare dan dehidrasi.
Anda harus selalu waspada dengan kondisi fisik anak Anda setiap saat, terutama ketika dia menderita salah satu dari kondisi tadi seperti muntah atau diare. Dehidrasi berbahaya jika ia menunjukkan tanda-tanda seperti pernapasan cepat atau detak jantung meningkat.
"Waspada juga ketika anak menunjukkan kegelisahan atau mudah marah, lesu dan lemah, serta turgor kulit yang buruk (mencubit lipatan kulit di perut menyebabkannya kembali perlahan ke normal)," jelasnya. (rna)