Ini Sebab Penyakit Hepatitis di Indonesia Masih Sulit Ditemukan
- www.pixabay.com/Prylaler
VIVA – Penyakit Hepatitis merupakan salah satu masalah kesehatan yang dialami oleh masyarakat dunia, termasuk juga Indonesia. Untuk jenis virus sendiri, Hepatitis B memang masih menjadi yang terbanyak diderita masyarakat Indonesia.
Data pada tahun 2015 menunjukkan bahwa sekitar 257 juta orang di dunia terkena hepatitis B kronik dan menyebabkan 887.000 ribu kematian. Meski demikian, di Indonesia sendiri penderita penyakit ini terbilang masih sulit untuk ditemukan.
"Di Indonesia itu perkiraannya 1 dari 10 penduduk mengidap hepatitis. Sementara kita kadang masih kesulitan menemukan orang dengan hepatisis," ungkap Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia, Dr. dr. lrsan Hasan, SpPD-KGEH, FINASIM, saat Peringatan Hari Hepatitis Sedunia yang digelar Kalbe di Hotel Pullman Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu 28 Juli 2019.
Padahal, World Health Organization sendiri mencanangkan untuk mengeliminasi hepatitis pada tahun 2030. Sementara, lanjut Irsan, di Indonesia ditargetkan bahwa kasus hepatitis bisa ditemukan hingga 90 persen.
"Jadi nomor satu itu memang masih soal kesadaran. Bagaimana kita meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mau cek dan skrining terkait penyakit hepatits ini," ungkap Irsan.
Selain itu, minimnya kesadaran di masyarakat tentang hepatitis juga menimbulkan stigma tersendiri bagi para penderitanya. Sehingga sebagian besar dari masyarakat enggan untuk memeriksakan diri ke dokter.
"Padahal, kalau tahu sejak awal bisa diobati dan dicegah. Tapi karena stigma itu, orang jadi enggak mau mengetahui dirinya terinfeksi hepatitis," kata dia.
Oleh sebab itu, pada peringatan Hari Hepatitis Sedunia, ia mendorong masyarakat untuk mau memeriksakan diri ke dokter terkait penyakit Hepatitis. Sebagai Informasi, peringatan Hari Hepatitis Sedunia yang diadakan Kaleb kali ini sendiri juga mengangkat teman "Find the Missing Millions”. (ren)