Bahaya Konsumsi Ganja yang Dikonsumsi Jefri Nichol
- VIVA/Maria Margaretha Delviera
VIVA – Penangkapan aktor Jefri Nichol karena kepemilikan ganja menambah panjang daftar selebriti yang terjerat kasus narkoba. Jefri ditangkap dengan barang bukti ganja seberat 6,01 gram di kediamannya di kawasan Menteng, Jakarta Selatan.
Masih belum jelas, sejak kapan Jefri menggunakan barang haram tersebut. Kendati demikian, penggunaan ganja baik dalam jangka pendek maupun panjang tentu memiliki dampak buruk bagi kesehatan.
Dilansir dari laman Drug Abuse, ketika orang mulai menggunakan ganja saat remaja, akan dapat merusak fungsi berpikir, ingatan, dan belajar serta memengaruhi cara otak membangun koneksi antara area-area yang diperlukan untuk fungsi-fungsi tersebut. Para peneliti masih mempelajari berapa lama efek ganja bertahan dan apakah beberapa perubahan mungkin terjadi secara permanen.
Sebuah studi di Selandia Baru yang dilakukan sebagian oleh para peneliti di Duke University menunjukkan bahwa orang yang mulai menggunakan ganja pada usia remaja dan mengalami gangguan penggunaan ganja terus-menerus kehilangan rata-rata 8 poin IQ antara usia 13 dan 38 tahun. Kemampuan mental yang hilang juga tidak sepenuhnya kembali pada mereka yang berhenti menggunakan ganja saat dewasa.
Dari sisi fisik, asap ganja juga mengiritasi paru-paru, dan orang yang merokok ganja seringkali memiliki masalah pernapasan yang sama dengan mereka yang merokok tembakau. Masalah-masalah ini termasuk batuk dan dahak harian, penyakit paru-paru yang lebih sering, dan risiko infeksi paru-paru yang lebih tinggi. Para peneliti sejauh ini belum menemukan risiko yang lebih tinggi untuk kanker paru-paru pada orang yang merokok ganja.
Selain itu, ganja juga meningkatkan detak jantung hingga 3 jam setelah merokok. Efek ini dapat meningkatkan kemungkinan serangan jantung. Orang yang lebih tua dan mereka yang memiliki masalah jantung mungkin berisiko lebih tinggi.
Bukan hanya itu, penggunaan ganja juga berkaitan dengan masalah perkembangan anak selama dan setelah kehamilan. Jika seorang wanita hamil menggunakan ganja, maka dapat mempengaruhi bagian otak janin.
Anak-anak yang terpapar ganja di dalam rahim memiliki peningkatan risiko masalah dengan perhatian, ingatan, dan penyelesaian masalah dibandingkan dengan anak-anak yang tidak terpapar. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa jumlah moderat THC (bahan kimia dalam ganja) diekskresikan ke dalam ASI ibu menyusui.
Dengan penggunaan rutin, THC dapat mencapai jumlah dalam ASI yang mempengaruhi perkembangan otak bayi. Meski demikian, masih dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk mengonfirmasi hal ini.
Di samping itu, penggunaan ganja dalam jangka panjang yang teratur dapat menyebabkan beberapa orang mengalami Sindrom Hiperemesis Cannabinoid. Hal ini menyebabkan pengguna mengalami siklus teratur mual parah, muntah, dan dehidrasi, kadang-kadang membutuhkan perhatian medis segera.
Penggunaan ganja jangka panjang juga dikaitkan dengan penyakit mental pada beberapa orang, seperti halusinasi sementara, paranoia sementara, depresi, kecemasan, dan pikiran untuk bunuh diri di kalangan remaja. Namun, hasil penelitian terkait hal ini beragam. (ren)