Hobi Olahraga Lari Juga Berisiko Kematian, Ini Tips Pencegahannya

Ilustrasi lari.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Selama beberapa tahun belakangan, olahraga lari menjadi tren di Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Olahraga ini diakui memiliki banyak sekali keunggulan, selain mudah dilakukan, lari juga dapat dilakukan di mana saja.

Dokter Tirta Ungkap Bahaya Langsung Olahraga Lari Usai Bangun Tidur

Tak hanya itu, olahraga lari mampu membuka jalinan relasi dan berkembang lebih luas, terutama melalui komunitas.

Meski memiliki banyak dampak positif baik secara fisik maupun mental, spesialis kedokteran olahraga dari Rumah Sakit Mitra Kemayoran dan Klinik Slim n Health Jakarta, dr. Michael Triangto, SpKO mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan untuk kebugaran sangat bagus, namun harus diwaspadai sisi negatifnya.

Dokter Tirta Bagikan Tips Lari untuk Pemula yang Belum Pernah Olahraga

"Ini merupakan kabar baik. Diharapkan mampu meningkatkan taraf kesehatan masyarakat dan dapat mengurangi terjadinya penyakit tidak menular (obesitas, diabetes melitus, hipertensi, kolesterol, dan lainnya). Dengan olahraga kita mampu mengantisipasi hal-hal negatif yang mungkin terjadi," ujarnya lewat rilis yang diterima VIVA, Sabtu 21 Juli 2019.

Ia mengatakan, dalam perkembangannya tren olahraga lari ini juga memicu berbagai kasus ringan seperti cedera, terkilir, overused injury, dehidrasi, hingga yang berat seperti pingsan bahkan kematian.

Antusiasme Komunitas Lari Sambut Sepatu Running Bertema Superhero

"Berlari dengan jarak yang terlalu jauh bisa berakibat fatal. Apalagi bila tidak memiliki kesiapan fisik yang prima. Demikian juga halnya bila para penggemar olahraga lari mengikuti euforia olahraga lari, namun tanpa pengetahuan tentang kesehatan olahraga yang benar," ujarnya.

Karena itu, dr. Michael berharap masyarakat mampu mengendalikan dan tetap menjaga tren positif dari olahraga lari itu.

"Pelari harus memeriksakan kesehatan maupun kebugaran tubuhnya secara teratur. Selain itu untuk ikut lomba dengan jarak yang cukup jauh sebaiknya pelari harus memiliki sertifikat (anjuran) kesehatan dari dokter spesialis kedokteran olahraga atau yang memiliki kompetensi," tuturnya.

Kedua, pelari juga harus mengatasi terlebih dahulu berbagai berbagai masalah kesehatan sebelum berlomba. Ketiga, meningkatkan pengetahuan tentang segala hal yang berhubungan dengan olahraga lari, mulai dari teknik, peralatan, pemilihan medan yang akan ditempuh, pengaturan periodisasi latihan yang baik, hingga masa istirahat yang cukup.
 
"Berbagai solusi itu tentunya akan membutuhkan biaya yang lebih besar, namun diharapkan dapat mencegah terjadinya kejadian fatal yang tidak diinginkan. Sehingga dapat menekan angka kesakitan, kematian, juga biaya pengobatan menjadi lebih minimal," ujarnya.

Ilustrasi lari.

Jadi Gaya Hidup Urban, Tren Olahraga Lari Kini Dapat Makin Fleksibel

Bukan sekadar olahraga untuk menjaga kebugaran, lari sudah menjadi gaya hidup sehat yang populer.

img_title
VIVA.co.id
28 September 2024