Penanganan Multidisiplin Perpanjang Harapan Hidup Pasien Kanker

Ilustrasi dokter.
Sumber :
  • www.pixabay.com/jennycepeda

VIVA – Penyakit kanker butuh penanganan yang serius. Menurut Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Prof. Dr. dr. Aru Wicaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP, penanganan secara Multi Disciplinary Team (MDT) kini sangat dibutuhkan bagi pasien kanker. 

Labu Siam dapat Mencegah Penyakit Kanker? Ini Dia Makanan Sehat yang Bisa Jadi Pertahanan Tubuh!

"Sekarang itu hampir semua penyakit terutama kanker memerlukan tim. Timnya biasanya ada onkologi medik itu internis yang mendalami kanker, bedah onkologi , pathologi, internis umum dan secara psikologis," ungkap Aru saat ditemui di Workshop Perhimpunan Hematologi Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia (PERHOMPEDIN) di Kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat, 19 Juli 2019. 

Namun, untuk menerapkan MDT, menurut Aru, tidak mudah. Ia mencontohkan, di Inggris butuh 15 tahun untuk menerapkan penanganan secara tim. 

Penderita Kanker Rektum Takut Kehilangan Fungsi Anus dan Tak Bisa BAB, Ini Penyebab dan Gejalanya

"Kadang itu schedule-nya beda, ngumpulnya susah. Tapi, karena sekarang ada teknologi jadi MDT mungkin nanti kita tidak harus hadir fisik, jadi virtual meeting. Jadi, saya tetap optimis," kata dia. 

Ia mengatakan bahwa penerapan MDT pada pasien kanker memang sudah berjalan di beberapa rumah sakit. Namun, lanjut Aru, butuh komitmen dari pemerintah untuk bisa menerapkan hal ini di semua rumah sakit. 

Pasien Kanker Alami Nyeri Luar Biasa, Ternyata Ini Penyebabnya

"Ini butuh dari pemerintah karena harus top down, saya sedang menunggu Permenkesnya yang mau keluar. Makanya harus instruksi dari atas ke bawah," kara dia.

Aru berpendapat, penerapan MDT membawa banyak manfaat kepada pasien. Hal ini karena keputusan yang diambil akan lebih cepat. Dengan demikian, pasien akan lebih cepat ditangani dan memperpanjang harapan hidup, terutama pada pasien kanker. 

Sebagai informasi, Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi Penyakit Tidak Menular mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi. Untuk prevalensi kanker naik dari 1,4 persen (Riskesdas 2013) menjadi 1,8 persen. (ldp)

Menkes Budi

Teknologi Baru di Mandaya Royal Hospital, Mengurangi Beban Pasien Kanker

Dengan kombinasi teknologi mutakhir, dukungan pemerintah, dan kolaborasi lintas sektor, masa depan pengobatan kanker di Indonesia semakin menjanjikan, memberikan harapan.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024