Gizi Buruk Pengaruhi Perkembangan Anak hingga Remaja
- Pixabay/pexels
VIVA – Isu obesitas bukan hanya ada di kalangan dewasa namun juga mengkhawatirkan bagi anak-anak. Data Riskesdas 2013 menyebut Jakarta menjadi kota dengan angka penyitas diabetes tertinggi. Hal ini terjadi akibat kurangnya aktivitas fisik dan pola makan yang buruk.
Dokter spesialis gizi klinis, dr. Diana F. Suganda, M.Kes, SpGK menjelaskan kelompok status gizi anak-anak di usia 5 tahun, misalnya tergolong kurus, normal atau gemuk.
Pengelompokan yang juga dimuat dalam New England Journal  Medichine menyebut bahwa nantinya status tersebut akan bertahan di kelompok status gizi tersebut hingga usianya menginjak 15-18 tahun.
"Ketika status gizi anak 5 tahun sudah obesitas, maka hingga usia 15-18 tahun akan demikian," kata dia saat ditemui awak media di Wyl's Cafe Kebayoran Jakarta Selatan, Selasa sore 16 Juli 2019.Â
Sebaliknya, anak usia 5 tahun yang berat badannya di bawah rata-rata hingga usia 15-18 tahun juga akan tetap dalam kondisi tersebut jika tidak ada perbaikan.
Dampak lain yang bisa timbul dari obesitas bagi anak adalah ancaman kesehatan. Beberapa penyakit yang bisa mengancam antara lain stroke, jantung, darah tinggi, kolesterol, endokrin, diabetes hingga paling parah depresi akibat bullying teman sepermainan terhadap bentuk tubuhnya.Â
Untuk mengatasi masalah obesitas ini, yang perlu dilakukan oleh orangtua adalah mulai mengatur asupan makanan. Dia menyebut angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan dari Kementerian Kesehatan antara lain umur 7 hingga 9 tahun dengan berat badan 25 kg dan tinggi sebesar 120 cm adalah sebesar 1.800 kkal.Â
Untuk usia 10 hingga 12 tahun (pria) dengan berat badan 35 kg dan tinggi sebesar 138 cm adalah sebesar 2050 kkal. Sedangkan untuk usia 10 hingga 12 tahun (wanita) dengan berat 38 kg dan tinggi badan sebesar 145 adalah sebesar 2050 kkal.Â
"Solusi asupan dikurangi tapi enggak sembarangan. Anak masih butuh tumbuh kembang. Batasi gula, garam dan lemak. Aktivitas fisik minimal 60 menit per minggu, dan perbanyak asupan buah dan sayur," jelas dia. (ldp)