Setelah Pacitan, Kini Hepatitis A Menyebar ke Trenggalek
- Pixabay/pexels
VIVA – Menyusul Kejadian Luar Biasa yang terjadi di Pacitan, Jawa Timur, kasus serupa kini juga terjadi di Trenggalek. Menurut data Kementerian Kesehatan per tanggal 3 Juli 2019, jumlah kasus hepatitis A yang ditemukan di Trenggalek mencapai 159.
Kasus ini tersebar di sembilan wilayah Puskesmas, yakni Panggul, Bodaag, Munjungan, Pandean, Dongko, Pule, Pogalan, Suruh, dan Tugu. Kasus tertinggi sendiri ditemukan di Puskesmas Panggul dengan total 49 kasus.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Wiendra Waworuntu mengatakan bahwa dugaan penyebaran hepatitis A di Trenggalek masih sama dengan yang terjadi di Pacitan. Meski demikian, Wiendra mengatakan bahwa hepatitis A di Trenggalek belum dinyatakan sebagai KLB. Hal ini berbeda dengan yang terjadi di Pacitan yang hingga kini status KLB-nya belum dicabut.
“Pacitan sudah ditetapkan KLB, Trenggalek tidak karena masalah hepatitis A di sana sudah bisa ditanggulangi,” katanya.
Status KLB di Pacitan tidak akan ditarik sebelum kasus penularan berhenti, kemudian telah melewati dua kali masa inkubasi. Masa inkubasi virus hepatitis A adalah 15-50 hari (rata-rata 28 hari).
Sebagai informasi, cara penularan hepatitis A adalah melalui fekal-oral. Virus ditemukan pada tinja dan mencapai puncak 1-2 minggu sebelum timbulnya gejala. Virus berkurang secara cepat setelah timbulnya gejala disfungsi hati yang timbul bersamaan setelah munculnya sirkulasi antibodi HAV dalam darah.
Tanda dan gejala infeksi hepatitis A adalah demam, malaise (lemah, lesu), anoreksia, gangguan saluran cerna, ikterus. Salah satu cara untuk mencegah penyebaran penyakit ini adalah dengan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.