Menggunakan Air Liur sebagai Pelumas Seks Ternyata Berbahaya

Ilustrasi bibir
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Pelumas menjadi komponen penting saat bercinta. Pelumas alami (lendir vagina dan penis) akan banyak keluar jika kedua pasangan saling menikmati momen bercinta dan terstimulus dengan baik atu sama lain.

Terpopuler: Ramalan Zodiak hingga Kumis Domba Bisa Rangsang Gairah Bercinta

Namun adakalanya beberapa kondisi membuat pasangan tidak bisa mengeluarkan pelumas (cairan alami) sama sekali, sehingga dibutuhkan cairan sintetis untuk mengurangi gesekan. Bahkan beberapa pasangan menggunakan air liur sebagai pengganti pelumas. Namun amankah?

Dilansir laman Health, Dr  Felice Gersh, MD, penulis buku “PCOS SOS: A Gynecologist’s Lifeline to Naturally Restore Your Rhythms, Hormones, and Happiness”, mengatakan bahwa air liur berpotensi menularkan bakteri tengorokan yang bisa memicu Infeksi Menular Seksual (IMS).

Tiduri Lebih dari 20 Wanita, Ternyata Bagian Sensitif Cewek Ini yang Bikin Jefri Nichol 'Turn On'

"Setiap IMS di tenggorokan atau mulut dapat ditularkan ke alat kelamin melalui air liur,"ujarnya.

Dengan kata lain, jika pasangan memiliki lesi herpes aktif misalnya, menggunakan ludahnya untuk membuat sebagai pelumas dapat membuat seorang terkena herpes genital. Skenario ini terjadi lebih dari yang banyak orang kira.  

Perempuan Ini Tidur dengan 101 Pria dalam Sehari, Target Berikutnya 1000 Lelaki 24 Jam

“Herpes dapat hadir dengan lepuh atau luka, tetapi dapat juga muncul tanpa gejala. Gonore, klamidia, HPV, sifilis, dan trikomoniasis juga dapat ditularkan ke alat kelamin melalui air liur," ungkap Dr. Gersh. 

Ia juga menjelaskan bahwa bakteri dalam air liur sangat berbeda dari bakteri di vagina.  Air liur juga mengandung enzim pencernaan yang memecah makanan.

Ketika memasukkan bakteri dan enzim ini ke dalam vagina, hasilnya dapat mengganggu mikrobioma vagina dan membuat perempuan rentan terhadap infeksi jamur atau vaginosis bakteri.

Kedua infeksi yang mengganggu namun dapat disembuhkan ini berkembang ketika keseimbangan ragi dan bakteri yang secara alami ada di vagina terlempar. 

"Menggunakan air liur sebagai pelumas memberikan badai sempurna untuk mengubah ekosistem vagina dan cukup untuk memicu salah satu dari infeksi ini," kata Dr. Gersh.

Lebih jauh, ia juga mengatakan bahwa air liur juga bukan merupakan pelumas yang baik. Ia tidak memiliki konsistensi yang licin, ia menguap dan mengering lebih cepat.

"99,9 persen orang mungkin menggunakan ludah sebagai pelumas, bahkan saat seks oral dengan pasangan di beberapa titik.Tetapi itu bukan pilihan terbaik atau teraman, karenanya sebaiknya lakukan foreplay hingga cairan alami cukup untuk melancarkan penetrasi," lanjut Gersh. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya