Banyak Anak Muda Kini Kena Penyakit Kritis, Apa Penyebabnya?
- Pexels
VIVA – Banyak orang menganggap bahwa penyakit seperti jantung koroner hanya menyerang mereka yang berusia lanjut. Sehingga, banyak anak muda yang menganggap remeh dan tidak peduli dengan risiko penyakit tersebut.
Padahal, menurut Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Kardiovaskular, dr. Indra S. M Manullang, Sp.PD-KKV, Rumah Sakit Siloam MRCCC Semanggi mengatakan bahwa penyakit kritis seperti jantung koroner kini juga banyak diderita oleh mereka yang berusia muda. Bahkan kian hari usia mereka yang mengidap penyakit itu semakin muda.
Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan bahwa penyakit jantung koroner mulai menyerang kelompok usia yang lebih muda yaitu 25-29 tahun. Indra sendiri pernah menangani pasien dengan usia yang lebih muda dari data perkiraan tersebut.
"Saya itu pernah menemukan pasien yang usia sekitar kelas 3 SMA, itu berarti sekitar usia 18 tahun," ungkap kata Indra saat acara AXA Mandiri Health Talk, bertajuk Ayo Cegah dan Pahami Penyakit Kritis Sejak Dini, di Rumah Sakit Siloam MRCCC Semanggi, Semanggi, Kamis, 27 Juni 2019.
Ia mengungkapkan bahwa faktor risiko yang menyebabkan penyakit tersebut menyerang mereka yang berusia lebih muda karena gaya hidup yang tidak sehat. Menurutnya, kini banyak anak muda yang telah kenal rokok dan juga minuman beralkohol sejak usia muda.
"Biasanya pertama karena pola hidup, kemudian juga stres anak-anak yang lebih tinggi, kemudian makanan junk food, semua terkait pola gaya hidup yang tidak sehat,"kata Indra.
Sayangnya selain memiliki pola hidup yang kurang sehat, banyak dari mereka yang juga tidak memiliki perencanaan keuangan ketika menghadapi penyakit kritis. Sehingga, banyak pula yang mengalami kebangkrutan karena mesti berobat dengan biaya yang tidak sedikit.
"Makanya kami ingin dengan acara ini masyarakat memiliki kesadaran akan pentingnya mengenali penyakit kritis, tindakan pencegahannya, hingga dampak penyakit ini terhadap kondisi keuangan dan cara mempersiapkan biaya yang timbul di kemudian hari" jelas Presiden Direktur AXA Mandiri Handojo G. Kusuma.(nsa)