Ternyata Rokok Lebih Berbahaya Bagi Wanita, Ini Penjelasannya
- Pixabay/Ralf Kunze
VIVA – Fakta bahwa merokok menyebabkan kanker, serangan jantung dan berbagai penyakit lainnya tentu sudah bukan hal baru. Tapi sebuah studi baru-baru ini mengungkapkan bahwa perokok wanita cenderung lebih berisiko untuk mengalaminya dibandingkan dengan perokok pria.
Studi baru ini menemukan bahwa perokok wanita yang lebih muda memiliki risiko yang secara signifikan lebih tinggi mengalami serangan jantung dibandingkan pria. Terutama mereka yang berusia di bawah 50 tahun. Demikian dilansir dari The Sun, Selasa, 25 Juni 2019.
Seperti diketahui, penyakit jantung adalah penyebab kematian nomor satu untuk pria dan wanita di seluruh dunia, dengan peningkatan segmen ST infark miokard akut (STEMI) menjadi salah satu bentuk penyakit jantung yang paling mengancam jiwa.
Sementara itu merokok sendiri adalah faktor risiko besar untuk penyakit jantung.yang 50 persen kasus STEMI dikaitkan dengan kebiasaan tersebut. STEMI kadang-kadang disebut serangan jantung utama dan itu disebabkan oleh penyumbatan menyeluruh dari salah satu arteri koroner.
Para peneliti dari Rumah Sakit Pendidikan Sheffield NHS Foundation Trust, dalam kemitraan dengan University of Sheffield, menemukan bahwa persentase perokok saat ini serupa untuk pria dan wanita. Mereka juga menemukan risiko STEMI tinggi untuk semua perokok, terlepas dari usia atau jenis kelamin. Hal ini didapat setelah menilai data pada 3.343 kasus STEMI antara 2009 dan 2014. Â
Namun, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology, wanita memiliki risiko lebih tinggi daripada pria. Peningkatan risiko tertinggi untuk kedua jenis kelamin adalah pada kelompok usia 18-49 tahun, dengan perokok wanita 13 kali lebih berisiko terhadap STEMI dibanding mereka yang tidak merokok.
Peneliti juga mengatakan bahwa wanita muda berada pada risiko tinggi karena merokok dapat menurunkan kadar estrogen, hormon yang melindungi tubuh dari penyakit jantung. Sementara itu, pria juga memiliki arteri koroner yang lebih besar daripada wanita.
Artinya, peradangan kronis yang disebabkan oleh merokok dapat memengaruhi mereka lebih sedikit. Namun, risiko itu dapat diturunkan ketika mereka berhenti merokok selama kurang lebih empat minggu.
"Studi kami menemukan bahwa berhenti merokok, terlepas dari usia atau jenis kelamin, mengurangi risiko STEMI," kata Dr Ever Grech, penulis senior studi dan konsultan ahli jantung intervensi konvensional dan pemimpin TAVI di South Yorkshire Cardiothoracic Centre di Sheffield.
Ia mengatakan pasien yang merokok perlu dorongan semangat untuk menghentikan kebiasaan mereka, dan penelitian ini menambahkan bukti kuantitatif untuk manfaat besar dari berhenti merokok. (nsa)