Mengapa Rambut Kemaluan Tak Bisa Tumbuh Sepanjang Rambut Kepala?
- Pixabay/pexels
VIVA – Tentu sudah menjadi pengetahuan umum bahwa rambut yang dibiarkan tanpa dipotong akan bertambah panjang seiring bertambahnya waktu. Oleh sebab itu, beberapa orang rutin memangkas rambutnya ketika bosan atau tidak nyaman dengan rambutnya.
Tapi, pernahkah bertanya mengapa rambut kemaluan tidak bertambah panjang layaknya rambut di kepala meski tidak dipotong?
Sebelum menjawab pertanyaan itu, seorang ahli dermatologi dari American Academy of Dermatology Marc Glashofer menjelaskan bahwa rambut kemaluan memang punya ciri khas yang berbeda dari rambut di kepala. Salah satunya ialah teksturnya. Ia mengklaim bahwa tekstur rambut kemaluan cenderung lebih tebal dan lebih kasar daripada rambut di bagian tubuh lainnya karena memiliki fungsi penyangga.
"Ini mencegah gesekan selama hubungan intim yang dapat menyebabkan abrasi dan ruam kulit. Lebih penting lagi, rambut kemaluan berfungsi sebagai perlindungan terhadap bakteri dan patogen lainnya," kata dia, seperti dilansir dari Men's Health.
Untuk menjelaskan mengapa rambut kemaluan tidak bisa tumbuh seperti layaknya rambut di kepala, Glashofer mengatakan bahwa setiap folikel rambut pada tubuh kita diprogram secara genetik untuk memiliki siklus pertumbuhan berbeda, yang memengaruhi panjang rambut.
"Rambut-rambut di daerah kemaluan telah diprogram secara biologis untuk tumbuh hanya hingga panjang tertentu," ujarnya.
Lalu, seberapa panjang rambut kemaluan itu bisa tumbuh?
Menurut Direktur Institute of Men's Health di Jersey Urology Group di Atlantic City, Dr Brian Steixner mengatakan bahwa sebagian besar rambut kemaluan tumbuh antara 1,3 hingga dan 3,8 centimeter (cm).
Namun, jika buku berjudul Illustrated Book of Sexual Records yang diterbitkan pada tahun 1983 oleh G. L. Simons dapat dipercaya, seorang wanita muda bernama Maoni Vi dari Cape Town, Afrika Selatan pernah memiliki rambut kemaluan yang menjuntai hingga ke lutut. Menurut buku itu, panjang rambut kemaluan wanita itu mencapai 71 cm.
Namun, seiring dengan bertambahnya usia dan testoteron yang berkurang, menurut Steixner, rambut di kemaluan juga bisa mengalami penipisan. Meski demikian, proses itu tidak sama seperti kebotakan pada kepala.
"Ini kehilangan progresif yang lambat. Ini tidak terlalu botak seperti penipisan rambut progresif sampai tampaknya hampir tidak ada," kata dia.