Bahaya di Balik Seksinya Pakai Skinny Jeans bagi Kesehatan Miss V
- Ist/picdaily
VIVA – Dalam beberapa tahun terakhir, skinny jeans merupakan salah satu item fesyen paling digemari oleh perempuan. Tapi, yang tidak banyak diketahui bahwa menggunakan skinny jeans bisa berbahaya bagi kesehatan area kewanitaan.
Pakaian ketat atau sintetis, termasuk skinny jeans dan legging membatasi aliran, dan sirkulasi udara di sekitar pangkal paha. Oleh sebab itu, seorang dokter estetika yang berbasis di Kent, Shirin Lakhani mengatakan bahwa skinny jeans tidak boleh dipakai setiap hari. Ia menyarankan kepada kaum Hawa agar membiarkan vagina bernafas dengan tidak terlalu sering menggunakan skinny jeans.
"Mengenakan pakaian ketat atau sintetis, seperti legging, skinny jeans, pakaian olahraga dan kostum berenang dapat menciptakan lingkungan di mana masalah seperti infeksi jamur lebih mungkin untuk berkembang," ujar Lakhani, seperti dilansir dari The Sun.
Dan Anda perlu tahu, setidaknya ada empat masalah yang bisa mengancam bagian intim akibat dari penggunaan skinny jeans yang terlalu sering, yakni:
1. Infeksi jamur
Kandidiasis vagina adalah infeksi umum yang dialami sebagian besar wanita dalam hidup mereka. Tanda seorang mungkin menderita infeksi jamur ini, termasuk gatal dan nyeri pada bagian intim, rasa sakit saat berhubungan seks dan sensasi menyengat ketika Anda buang air kecil.
Ini juga dapat menyebabkan pembengkakan dan peradangan. Mereka yang menderita untuk pertama kalinya, wanita hamil, dan mereka yang menderita dua kali infeksi jamur dalam waktu enam bulan harus memeriksakan diri ke dokter. Begitu juga jika terasa perih di sekitar kulit vagina dan terjadi pendarahan abnormal.
2. Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) seperti sistitis terjadi ketika bakteri masuk ke dalam uretra. Dalam beberapa kasus khusus, ada wanita yang juga mengalami kesulitan saat buang air kecil.
Seiring perkembangan infeksi, ini dapat menyebabkan rasa sakit dan terbakar ketika buang air kecil dan perasaan tidak nyaman di sekitar kandung kemih. Meski demikian, Anda tidak selalu perlu ke dokter, karena kasus ini biasanya sembuh sendiri setelah beberapa hari jika Anda menerapkan perilaku bersih di area vagina.
3. Vulvodynia
Vulvodynia adalah sindrom nyeri kronis pada vulva yang menyerang sekitar 16 persen wanita selama tiga bulan atau lebih. Rasa sakit dapat ditandai dengan rasa terbakar, iritasi, nyeri menyengat atau tajam.
Sebagian besar kasus didefinisikan dengan rasa nyeri yang berlangsung selama bertahun-tahun, meskipun beberapa kasus melaporkan nyeri intermiten. Hal ini biasanya dapat terjadi setelah menggunakan tampon, berhubungan seks, atau ketika tekanan terjadi pada vagina, seperti mengenakan celana terlalu ketat, duduk kelamaan atau naik sepeda.
4. Gatal di Selakangan
Tidak hanya pria, wanita juga bisa mengalaminya. Rasa gatal ini disebabkan jenis jamur yang disebut dermatofit. Penyakit yang juga dikenal sebagai tinea cruris, ini ditandai dengan ruam merah yang sering terlihat mirip dengan kurap dan bisa menjadi bersisik dan sangat gatal. Krim antijamur bisa digunakan untuk mengobatinya, tetapi jika masalah terus berlanjut sebaiknya datangi dokter Anda. (ldp)