Indonesia Masuk Negara Tertinggi Pengidap Thalasemia

Ilustrasi sel darah/leukemia.
Sumber :
  • www.pixabay.com/qimono

VIVA – Penyakit kelainan darah atau thalasemia masih menjadi momok di Indonesia. Saat ini, terdapat lebih dari 10.531 pasien thalasemia? dan diperkirakan 2.500 bayi baru lahir dengan thalasemia? setiap tahunnya di Indonesia. Tak sedikit kasus thalasemia? yang belum tercatat yang memungkinkan angkanya bisa semakin meledak.

Hati-hati Anemia Bisa Menjadi Thalasemia, Jika Tidak Dijaga

"Kasusnya yang tercatat sampai 2016 mencapai lebih dari 9 ribu penyandang thalasemia?.  Diyakini masih ada kasus yang tidak tercatat," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kemenkes RI dr. Cut Putri Arianie, M.H.Kes dalam Hari thalasemia? Sedunia, di Gedung Kemenkes, Jakarta, Senin 20 Mei 2019.

Perlu dipahami, thalasemia? merupakan salah satu penyakit kelainan darah genetik yang cukup banyak diderita oleh masyarakat di dunia. Indonesia termasuk salah satu negara dalam 'sabuk thalasemia?' dunia.

Jabar Tinggi Kasus Thalasemia, Begini Cara Cegahnya

"Artinya negara dengan frekuensi gen (angka pembawa sifat) thalasemia? yang tinggi," ungkap dokter Cut.

Tahun 2016, prevalensi thalasemia? mayor di Indonesia berdasarkan data UKK Hematologi Ikatan Dokter Anak Indonesia mencapai jumlah 9.121 orang. 

Ketahui Dampak yang Akan Dialami Penyandang Thalasemia

Berdasarkan data Yayasan Thalasemia? Indonesia/Perhimpunan Orang Tua Penderita (YTI/POPTI) diketahui bahwa penyandang thalasemia? di Indonesia mengalami peningkatan dari  4.896 penyandang di tahun 2012 menjadi 9.028 penyandang pada tahun 2018

Angka kejadian pembawa sifat thalasemia? banyak terdapat di daerah-daerah seperti Mediterania, Timur Tengah, Asia Tenggara termasuk Indonesia, dan Cina Selatan. Migrasi penduduk dari daerah-daerah pembawa sifat tersebut ke daerah lainnya akan menyebabkan peningkatan jumlah penyandang thalasemia? dengan pesat.(mar)

Ilustrasi thalasemia.

Deteksi Dini Thalassemia, Perhatikan 3 Tanda Ini pada Anak

Thalassemia dapat mengintai usia berapa pun, termasuk anak-anak yang masih di usia dini. Banyak orangtua belum paham.

img_title
VIVA.co.id
2 Juni 2021