Malu, Alasan Penderita Herpes Genital Enggak ke Dokter
- Pixabay/pexels
VIVA – Penyakit herpes genital bisa menyerang siapa saja tanpa terkecuali. Penyakit ini umumnya menular melalui hubungan seksual yang tidak sehat. Hal ini pada akhirnya membuat para penderitanya mendapat stigma dan enggan untuk memeriksakannya ke dokter.
"Jadi herpes genital bukan hanya menyerang fisik namun juga psikis, seperti menimbulkan rasa malu, tidak percaya diri bahkan dapat mempengaruhi hubungan antar pasangan. Ini yang kadang membuat pasien takut untuk ke dokter," kata Spesiais Kulit dan Kelamin Klinik Pramudia, Dr. dr. Wresti Indriatmi, SpKK(K), M.Epid, baru-baru ini.
Padahal, menurut Wresti, penyakit ini bersifat kronis, dapat bertahan selama bertahun-tahun atau seumur hidup. Walaupun pengobatan supresi dapat membantu, jika sudah terkena maka virus akan tetap ada dalam tubuh sehingga penyakit ini tidak dapat diobati secara permanen.
Oleh karena itu, kesadaran akan penyakit ini harus ditingkatkan sehingga masyarakat dapat tanggap terhadap penyakit ini, mengenali penyakit ini secara tepat serta mewaspadai penularannya.
"Masyarakat dapat melakukan pencegahan agar tidak terkena virus herpes, misalnya dengan tidak berganti-ganti pasangan saat melakukan hubungan seksual, selalu menjaga kebersihan terutama pada area genital," ujar Wresti.
Lebih jauh, yang terpenting jika sudah menemukan gejala atau tanda herpes seperti sariawan di area genital, segera konsultasikan ke dokter untuk diobati. Hal ini dilakukan guna mencegah terjadinya penularan, mengingat masyarakat sering tidak sadar bahwa mereka sudah terkena virus herpes.
Sebagai informasi, herpes genital biasanya terjadi di usia dewasa muda (20-40 tahun). Usia termuda pasien Herpes Genital di RSCM yaitu 16 tahun dan untuk tertua usia 64 tahun. Persentase jumlah pasien penyakit ini di tahun 2016, yaitu 2,95 persen terdiri dari 4 pria, 8 orang wanita. Sementara tahun 2017, 3,37 persen terdiri dari 6 pria juga 6 wanita, dan tahun 2018, 3,77 persen terdiri dari 7 pria dan 8 wanita. (zho)