Keperawanan, Salah Satu Sebab Perempuan Ogah Pakai Menstrual Cup
VIVA – Penggunaan menstrual cup pada saat menstruasi masih menjadi hal yang tabu bagi sebagian besar wanita Indonesia. Di Indonesia, wanita masih lebih memilih menggunakan pembalut saat menstruasi.
Brand Group Manager PT. Softex Indonesia, Anastasia Erika sendiri menyarankan untuk mengganti pembalut tiga jam sekali selama satu hari. Risikonya, limbah hasil penggunaan pembalut pun cukup banyak.
Bayangkan, umumnya menstruasi berlangsung selama satu minggu. Setiap hari wanita disarankan menggunakan delapan pembalut. Dengan jumlah wanita di usia produktif sekitar 69,4 juta, artinya dalam satu hari ada sekitar 555,2 juta pembalut yang digunakan oleh wanita.
Jika dikalikan dengan periode menstruasi selama 7 hari, artinya ada sekitar 3,8 miliar pembalut yang digunakan oleh perempuan Indonesia dalam satu bulan.
Tentunya itu bukanlah jumlah yang sedikit jika tidak dikelola. Dalam hal ini menstrual cup sebetulnya bisa menjadi alternatif untuk mengurangi limbah pembalut. Tapi nyatanya masih belum banyak wanita Indonesia yang mau menggunakan menstrual cup. Lalu apa sebenarnya yang menyebabkan hal itu?
"Sebenarnya kalau di Indonesia kan keperawanan masih sangat penting, jadi menstrual cup mungkin baru bisa diterapkan ke anak-anak yang secara pemikiran masih lebih terbuka dan lebih maju, yang sudah tidak mementingkan hal itu lagi," kata Erika saat ditemui di Lippo Mall Puri, Jakarta Barat, Jumat, 3 Mei 2019.
Menurutnya, budaya yang menganggap keperawanan sebagai suatu yang harus dihargai masih menjadi penghalang bagi wanita di Indonesia untuk menggunakan menstrual cup. Seperti diketahui, penggunaan menstrual cup sendiri memang dengan memasukkan alat tersebut ke dalam vagina.
Erika sendiri mengatakan bahwa saat ini penjualan pembalut sendiri masih cukup stabil. Walaupun telah ada sejumlah wanita yang memilih menggunakan menstrual cup, namun hal itu belum berpengaruh secara signifikan terhadap penjualan pembalut. (ch)