Risiko Penyakit yang Mesti Diwaspadai saat Perubahan Cuaca

ilustrasi batuk.
Sumber :
  • Viva.co.id/Lutfi

VIVA – Perubahan cuaca biasanya juga ikut memengaruhi kondisi kesehatan. Faktor yang memicu pun bisa langsung atau tidak langsung.

Dokter PPDS Bisa Lapor ke Kemenkes Kalau Dibully oleh Senior, Begini Caranya!

Namun, menurut Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto, hal yang perlu diwaspadai ketika perubahan cuaca terjadi adalah vektor atau hewan yang membawa virus atau kuman penyakit.

Kedua, terkait dengan kualitas air, ketika air berkurang maka akses air bersih menjadi sulit atau kualitas air berkurang sehingga menyebabkan diare. Biasanya, di musim pancaroba diare menjadi penyakit yang naik trennya.

Kemenkes Usut Kasus Dokter AR Bunuh Diri di Semarang

Selain itu, musim buah juga bisa memengaruhi kesehatan masyarakat. Misalnya, saat musim mangga yang membuat buah ini berlimpah. Kemudian banyak orang yang mengabaikan pola hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan, sehingga muncullah diare.

Di samping itu, terkait juga dengan kejadian bencana yang biasanya terjadi pada para pengungsi.

Prof Bus Dipecat, Menkes: Saya Tidak Ada Komunikasi dengan Rektor Unair

"Pada kajian kasus Gunung Agung, dua minggu pertama penyakit hipertensi tinggi, ternyata banyak penderita hipertensi yang sudab dua minggu tidak minum obat, makan sembarangan, sehingga tensi naik," ujar Achmad saat ditemui di Gedung Kemenkes, Jakarta, Kamis 18 April 2019.

Kemudian saat gempa di Bima, banyak penderita diabetes yang kemudian luka dan lukanya membusuk atau ganggren. Ternyata, sudah 2-3 minggu bahkan satu bulan mereka tidak minum obat sehingga gula darah naik dan membuat luka membusuk.

Dari variabel cuaca ini ada yang betul-betul harus kita pelajari dan tandai karena ada banyak dampak kesehatan yang muncul baik secara langsung maupun tidak langsung.

Seperti ketika banjir di Sampang, Madura, tahun 2013 muncul leptospirosis yang mengakibatkan sembilan orang meninggal. Pada tahun 2016 muncul banjir lagi dan pemerintah sudah mengantisipasi leptospirosis, tapi yang terjadi justru banyak warga mengalami gigitan ular cobra. Hal itu disebabkan banjir membawa turun sarang ular dan masuk ke rumah-rumah warga, sehingga ketika banjir kering dan warga mulai kembali ke rumah mereka mengalami gigitan.(ldp)

Ilustrasi tuberkulosis.

WHO Tetapkan TBC Penyakit Menular Paling Mematikan

Dalam laporan WHO baru-baru ini diketahui sebanyak 10,8 juta orang terjangkit TBC tahun lalu dan baru 8,2 juta yang terdiagnosis.

img_title
VIVA.co.id
19 November 2024