Efek Bubble Tea Enggak Semanis Rasanya, di Antaranya Karsinogenik
- dok. pixabay
VIVA – Setelah booming beberapa tahun lalu, 'demam' bubble tea tidak juga reda. Muncul dalam berbagai merek dan harga, minuman asal Taiwan itu punya banyak penggemar di Tanah Air. Dengan embel-embel teh, banyak yang kemudian menganggap bubble tea sebagai minuman sehat serupa smoothie dan jus
Tapi ternyata anggapan itu kurang tepat. Seperti kopi, sebenarnya bahan-bahan di dalam bubble tea cukup sehat. Tapi ketika ditambahkan pemanis dan perasa buatan, nutrisinya pun hilang.
Dimulai dari bubbles, bulatan kenyal yang menjadi ciri khas bubble tea. Bubbles atau pearls dibuat dari tepung tapioka atau singkong sehingga mengandung karbohidrat. Sayangnya, kandungan karbohidratnya tidak terlalu bernutrisi, tidak seperti karbohidrat yang dihasilkan dari gandum.
Untuk menghasilkan bubbles atau pearls, bulatan tapioka direbus dengan gula tambahan hingga tiga jam lamanya. Dengan cara itu, bola-bola mungil tersebut mengandung kalori yang cukup tinggi, sekitar 160 kalori per sajian 1/4 cup.
Belum selesai di situ, dengan gula tambahan, satu gelas bubble tea bisa mengandung 300 sampai 400 kalori, dilansir dari laman Reader's Digest.
Penemuan di tahun 2012 pun cukup mengejutkan. Dikatakan, selain kurang sehat, terlalu sering konsumsi bubble tea bisa memperpendek hidup. Studi yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan Jerman dari University Hospital Aachen menemukan jejak aspolychlorinated biphenyls atau PCBs dalam sampel bubbles. Bahan kimia tersebut tergolong karsinogenik atau memicu sel kanker. Selain itu, PCBs bisa memengaruhi kesehatan sistem imun, reproduksi, syaraf dan sistem endokrin.
Tapi, bukan berarti Anda tidak bisa menikmati kesegaran bubble tea. Pilih menu less sugar dan tanpa bubbles, dengan begitu kandungan nutrisi dari susu dan teh masih bisa didapat.