Galau Bisa Picu Penyakit Kejiwaan, Mitos atau Fakta?

Ilustrasi wanita.
Sumber :
  • Pexels/Garon Piceli

VIVA – Galau atau Seasonal Affective Disorder (SAD), bisa dialami oleh siapa saja. SAD adalah jenis depresi ringan yang terjadi pada waktu yang sama setiap tahun. Hal ini terkadang ditandai dengan melemahnya energi dan merasa moody pada musim-musim tertentu.

Polisi Bantah Remaja di Lebak Bulus Pembunuh Ayah dan Nenek Alami Gangguan Jiwa

Yuk, cari tahu fakta dan mitos seputar galau bersama dr. Iman Firmansyah Sp.KJ dalam tayangan Ayo Hidup Sehat di tvOne, Jumat, 29 Maret 2019.

1. Termasuk penyakit kejiwaan

Pria Bersajam Adang Bus TransJakarta di Sarinah Ditangkap, Dirujuk ke RSJ karena Gangguan Jiwa

Mitos. Galau bukanlah penyakit kejiwaan, namun ketika galau dibiarkan maka bisa menjadi depresi. Karena umumnya orang galau ada di titik kebingungan untuk melakukan apa pun, kadang disertai depresi dan ujungnya tidak ada tenaga, solusi dan merasa dirinya tidak berharga. Ini yang kemudian berujung depresi.

2. Pengaruh cuaca

Emosi Diminta Bersihkan Rumah, Anak Tebas Ibu Kandung di Makassar

Fakta. Beberapa kasus SAD adalah gangguan yang salah satu ciri depresi tapi mengarah pada masalah musim dan biasanya terjadi di negara empat musim.

3. Turunkan kualitas tidur

Fakta. Galau terkadang membuat orang insomnia, karena banyak yang dipikirkan, pikiran ke mana-mana, akhirnya tidur berkurang karena ada masalah mood serta tidak nyaman dengan kondisi saat ini.

4. Wanita lebih sering galau

Fakta. Meski pria juga bisa mengalami galau, namun pengaruh hormonal dan perasaan menjadikan wanita empat hingga lima kali lebih sering mengalami galau dibanding pria.

5. Galau picu emosi

Siapa bilang orang galau hanya berdiam di rumah dan murung? Ada beberapa orang yang melampiaskan kegalauan pada orang lain dengan marah-marah.

"Orang depresi atau galau bisa meluapkan emosi berlebih. Bisa marah, ada rasa tidak percaya diri yang tidak tersalurkan atau keinginan, minat yang tidak bisa dilepaskan," ucap Iman.

6. Obat anti-depresan turunkan kegalauan

Fakta. Tujuan anti-depresan adalah mengurangi depresi. Bila galau mendekati depresi, maka biasanya akan dilakukan farmakoterapi untuk mengurangi pikiran yang merasa kurang berharga dan hampa. Kemudian juga akan diberikan obat anti-depresan. (ldp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya