Kandungan Racun Kerang Hijau Ternyata Lebih Bahaya dari Sianida
- VIVA.co.id/Adinda Permatasari
VIVA – Terlepas dari rumor yang beredar tentang bahaya mengkonsumsi kerang hijau, nyatanya masih banyak masyarakat yang menyukai hidangan olahan dari kerang hijau. Dari direbus dan dikonsumsi dengan saus sambal, kerang hijau juga biasa diolah dengan bumbu saus Padang yang menggugah selera.
Karena banyak penggemarnya, kerang hijau juga ramai dijajakan di pinggir jalan hingga restoran seafood. Namun seberapa bahaya sih konsumsi kerang hijau?
Spesialis Gizi Klinis, dr Verawati Sudarma, SpGK dalam tayangan Ayo Hidup Sehat di tvOne, Senin 11 Maret 2019, menjelaskannya dalam mitos dan fakta berikut ini.
1. Mengandung racun
Kabar ini ternyata bukan isapan jempol semata, menurut dokter Verawati, kandungan racun dalam kerang hijau lebih berbahaya dibanding racun sianida.
"Namun kandungannya sangat kecil. Untuk menimbulkan efek racun harus dikonsumsi dalam jumlah besar," ujarnya.
Untuk itu, Verawati menyarankan agar tidak berlebihan mengkonsumsi kerang hijau. "Tidak boleh terlalu banyak (konsumsi) karena sifat toksinnya akumulatif, tidak boleh terlalu sering dan terlalu banyak."
2. Mengandung logam berat
Kerang yang diperoleh dari perairan tinggi polutan seperti Jakarta dan sekitarnya, memiliki kandungan merkuri, timbal, tembaga yang cukup banyak dan sudah melewati batas aman.
3. Mengobati radang sendi
Hal ini benar, hanya saja bukan dengan mengkonsumsi kerang dari perairan Jakarta, melainkan dari perairan Selandia Baru yang rendah polutan.
4. Meningkatkan kesuburan pria dan wanita
Fakta asalkan dikonsumsi dalam jumlah besar. Hal ini karena kandungan zinc cukup tinggi, 20 persen Angka Kecukupan Gizi (AKG), di mana zinc berperan besar dalam konsepsi atau pertemuan sel telur dan sperma. Zinc juga membantu siklus menstruasi wanita lebih lancar dan kualitas sel telur lebih baik.
5. Sembuhkan rematik
Fakta. Tapi untuk mengurangi rasa sakit dibutuhkan dalam bentuk suplemen, namun kerang yang dikonsumsi harus berkualitas baik misalnya seperti dari Selandia Baru, bukan kerang dari sini (Lokal), dan biasanya dalam bentuk konsentrat.
Selain itu, seberapa banyak jumlah konsumsi kerang yang baik, menurut Verawati berdasar penelitian adalah sebanyak 2 gram sekali makan atau 3 hingga 5 buah kerang, itu untuk di Jakarta. (ldp)