Kisah Pasien Sembuh Dari HIV Setelah Transplantasi Sumsum Tulang
- Pixabay/Darwin Laganzon
VIVA – Selama ini pengobatan bagi penderita HIV AIDS masih diupayakan. Apalagi tiap tahun angka penderitanya meningkat. Meskipun sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, namun ada jenis obat yang dapat memperlambat perkembangan virus. Jenis obat ini disebut antiretroviral (ARV).
Namun kini teknologi penyembuhan bagi pasien AIDS selangkah lebih dekat. Para ilmuwan percaya, metode transplantasi sumsum tulang mampu mengatasinya. Hal itu terbukti setelah seorang pasien di London Inggris bebas dari HIV selama 18 bulan setelah melakukan operasi sumsum tulang belakang.
Dilansir laman theguardian, bocah 12 tahun bernama Timothy Brown menjalani transplantasi sumsum tulang belakang karena mengidap kanker. Namun siapa sangka hal itu justru mampu mengatasi HIV yang juga ia derita.
Awalnya dokter melakukan transplantasi sel induk sebagai upaya terakhir untuk mengobati kanker yang mengancam Brown. Namun di saat yang sama dokter memutuskan untuk mencoba membersihkan HIV. Ia mencari donor sel punca dengan mutasi gen CCR5 yang langka untuk membuat mereka kebal terhadap HIV.
Setelah melakukan prosedur operasi sumsum tulang belakang Brown menghentikan konsumsi obat ARV. Dan setelah 18 bulan, ia tak juga merasakan tanda-tanda kembalinya HIV bahkan setelah beberapa kali tes darah.
Meski disebut sebagai titik cerah, namun prosedur yang dijalani Brown itu tidak pernah dapat ditawarkan sebagai obat untuk infeksi HIV karena transplantasi sel induk membawa risiko yang tidak semua orang boleh menerapkannya.
“Meskipun ini bukan strategi skala besar yang dapat dilakukan untuk penyembuhan, ini memang mewakili momen kritis dalam pencarian penyembuhan HIV,” kata Anton Pozniak, Presiden International Aids Society.
Sementara itu, Prof Ravindra Gupta dari University College London, sekaligus penulis utama makalah tentang keberhasilan perawatan pasien London, yang diterbitkan dalam jurnal Nature, mengatakan bahwa jalan ke depan dapat mengedit gen CCR5, yang memungkinkan HIV untuk memasuki sel.
"Sebuah bidang dihasilkan sebagai hasil dari pasien Berlin yang mengamati pengeditan gen CCR5. Anda mungkin pernah mendengar tentang bayi-bayi China yang mengalami percobaan knock out gen tertentu," ujarnya.
Seperti diketahui, para ilmuwan China yang mengedit gen bayi di dalam rahim untuk membuat mereka kebal terhadap HIV. Percobaan ini dikutuk di seluruh dunia karena membawa risiko. Meski demikian, pengeditan gen CCR5 pada pasien yang terinfeksi adalah tujuan yang dapat dibenarkan.
“Perjalanan yang panjang. Dia sudah sangat sakit untuk waktu yang lama. Jelas gagasan penyembuhan telah menciptakan tingkat kecemasan dan harapan tertentu yang tercampur satu sama lain," ujar Gupta. (ldp)