Konsumsi Bawang Bisa Cegah Risiko Kanker Usus, Benarkah?
- ANTARA FOTO/Irfan Anshori
VIVA – Bawang merah dan bawang putih, dikenal karena aromanya dan cita rasanya yang kuat. Selan itu, kedua jenis bawang ini terkenal sebagai bumbu inti dari berbagai macam hidangan khas Indonesia.
Tidak sedikit pula penelitian yang menyebut soal beragam khasiatnya untuk kesehatan. Nah, baru-baru ini sebuah penelitian juga mengungkap bahwa mengonsumsi bawang ternyata mampu melindungi Anda dari kanker. Benarkah?
“Sayuran yang mengandung allium, termasuk bawang bombay, bawang putih, daun bawang, dan bawang merah, termasuk sayuran yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Senyawa bioaktif allium, khususnya, senyawa flavanol dan organosulfur, telah terbukti memberikan efek yang menguntungkan terhadap karsinogenesis," kata studi tersebut dilansir dari laman Indianexpress.
Para ilmuwan dari First Hospital of China Medical University, berusaha memahami apakah mengonsumsi sayuran ini dalam jumlah yang lebih besar dapat mencegah berkembangnya kanker kolorektal (CRC).
Sejumlah penelitian sebelumnya juga telah menyelidiki apakah sayuran mengandung allium dapat mengurangi risiko kanker usus. Meskipun beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa itu dapat mengurangi risikonya, namun yang lain justru menemukan interaksi yang kecil atau tidak sama sekali.
Untuk tujuan penelitian, para peneliti mencocokkan 833 orang yang menderita kanker kolorektal dengan 833 peserta kontrol tanpa itu, dengan menjaga lokasi, usia, dan jenis kelamin dari orang-orang yang sama. Setiap peserta diwawancarai, dan kebiasaan diet mereka dicatat menggunakan kuesioner frekuensi makanan yang divalidasi.
Penelitian yang telah terbit dalam Jurnal Asia-Pasifik Clinical Oncology, ditemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat sayuran allium yang dikonsumsi seseorang dan risiko terkena kanker kolorektal.
Pada catatan yang lebih spesifik, orang dewasa yang mengonsumsi sayuran allium tingkat tertinggi memiliki risiko 79 persen lebih rendah terkena kanker kolorektal daripada mereka yang mengonsumsi tingkat terendah.
"Perlu dicatat bahwa dalam penelitian kami tampaknya ada tren: semakin besar jumlah sayuran allium, semakin baik perlindungannya," kata penulis senior studi tersebut, Dr. Zhi Li. (ldp)