Sudahkah Anda Membersihkan Miss V dengan Benar?

Ilustrasi wanita.
Sumber :
  • Pexels/Adrianna Calvo

VIVA – Meski menjadi salah satu bagian tubuh yang sensitif dan rentan terinfeksi jamur, faktanya banyak wanita tidak paham cara yang benar menjaga vagina dan vulva mereka.

Heboh Penis Pria 38 Tahun Ini Alami Kemerahan dan Bengkak Usai Bercinta, Ternyata....

Jadi, hal pertama yang penting diingat adalah Anda tidak perlu membersihkan vagina, artinya bagian dalam dari alat genital itu, dengan cara apa pun. Tidak dengan douching (menyemprotkan air), detoks, atau memasukkan apa pun ke dalamnya, bahkan tidak dengan sabun atau air.

Vagina bisa membersihkan diri sendiri, dengan menjaga keseimbangan kadar bakteri sehat melalui pengeluaran alamiah. Jika Anda mencoba membersihkan bagian dalamnya, Anda hanya akan merusak keseimbangan itu, dan menyebabkan iritasi dan infeksi.

Bikin Malu? Yuk, Cegah Bau Tak Sedap di Area Kewanitaan dengan Cara Ini!

Cairan yang keluar dari vagina tidak 'kotor', tapi merupakan produk alamiah yang dihasilkan dari proses pembersihan vagina. Tapi, Anda perlu memperhatikan cairan yang keluar apakah ada perubahan warna, tekstur, dan bau, karena ini bisa menjadi tanda adanya infeksi.

Meski Anda tidak boleh membersihkan vagina, tapi Anda harus tetap membersihkan vulva, bagian luar genital yang meliputi labia dan area kemaluan. Badan kesehatan Inggris NHS merekomendasikan agar tidak menggunakan sabun berpewangi karena bisa menyebabkan iritasi. Sebagai gantinya, gunakanlah pembersih biasa tanpa pewangi atau air hangat saja.

Terpopuler: Ramalan Zodiak hingga Kumis Domba Bisa Rangsang Gairah Bercinta

Jangan coba menutupi bau alami vagina dengan deodoran atau produk pengharum. Vagina Anda memang tidak semestinya berbau mawar. Jika Anda khawatir dengan bau vagina Anda, konsultasikanlah dengan dokter karena mereka akan menghilangkan kekhawatiran Anda akan adanya infeksi.

"Penting untuk tidak terlalu bersemangat membersihkan. Satu kali sehari seharusnya sudah baik. Tidak perlu menggunakan produk pembersih spesifik. Air sudah cukup," kata Dr Narendra Pisal dari London Gynaecology seperti dikutip Metro.

Pisal menambahkan, yang terpenting adalah jangan terlalu khawatir dengan baunya tapi waspadalah dengan bau yang tidak biasa, dan itu bisa berbeda pada setiap orang.

Jika ada bau tidak enak yang menyengat, maka itu bisa jadi tanda infeksi. Dan, jika cairan yang keluar ada perubahan warna, penampilan, atau mengganggu, itu juga bisa jadi tanda infeksi.

"Bau amis atau tajam, cairan berwarna kuning, pink, atau bahkan hijau, bisa menjadi indikator sebuah masalah," lanjut Pisal.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya