Menyusui Langsung dari Payudara Atau Lewat Pompa, Mana Lebih Sehat?
- Shanghaiist
VIVA – Bagi ibu bekerja, memberikan air susu ibu (ASI) secara langsung merupakan tantangan tersendiri. Ini karena banyak perempuan yang bekerja tidak mempunyai waktu luang untuk menyusui buah hati. Sebagai alternatifnya, banyak dari mereka yang memompa ASI dan menyimpannya untuk kemudian diberikan kepada si kecil.
Namun, studi terbaru menunjukkan, bahwa ASI yang dipompa dan ditransfer dalam wadah mungkin tidak sebaik susu yang diminum bayi langsung dari payudara ibu. Penelitian tersebut menyebut bahwa ASI yang dipompa cenderung mengandung bakteri yang merugikan.
Peneliti senior asal Kanada sekaligus pakar Biokimia dan Medical Genetik, Meghan Azad mengatakan bahwa setelah diteliti, ASI ternyata mengandung banyak bakteri. Namun terlepas dari hal itu, belum diketahui dari mana bakteri itu berasal.
Azad yang juga merupakan asisten profesor pediatri dan kesehatan anak di University of Manitoba Kanada ini meyakini sebuah teori yang mengatakan bahwa bakteri bermigrasi dari saluran usus ibu ke ASI. Karenanya, ia menduga transfer bakteri juga bisa dilakukan secara oral ataupun lewat botol wadah ASI.
"ASI yang dipompa cenderung lebih tinggi kadar bakterinya, karena tidak langsung masuk ke mulut dan pencernaan anak, sehingga pada kondisi tertentu bisa memicu infeksi seperti stenotrophomonas dan pseudomonadaceae. Apalagi jika wadah yang digunakan tidak steril," ujarnya, seperti dilansir dari laman Health24.
Selain itu, susu dari ibu yang menyusui secara langsung memiliki keanekaragaman bakteri baik termasuk mikroba yang biasanya ditemukan di mulut. Di lain sisi, sistem kekebalan tubuh anak juga bereaksi terhadap bakteri ASI sehingga menjadi sinergi.
"Temuan itu menunjukkan bahwa bakteri oral bayi adalah salah satu sumber mikroba yang ditemukan dalam ASI," ujarnya.
Belum jelas apakah cara pemberian makan memengaruhi keseimbangan bakteri dalam usus bayi dan apakah hal itu akan memengaruhi kesehatan atau perkembangannya.
Penelitian sebelumnya, kata Azad, telah menunjukkan bahwa mikroba usus penting dalam perkembangan sistem kekebalan bayi. Gangguan pada bakteri di awal kehidupan telah dikaitkan dengan risiko alergi dan asma yang lebih tinggi.
Azad mengatakan, timnya berencana untuk melihat apakah komposisi bakteri dalam ASI juga terkait dengan risiko penyakit tersebut serta pertumbuhan bayi. (rna)