4 Manfaat Sehat Berciuman dengan Pasangan
- Pixabay/pexels
VIVA – Berciuman dengan orang yang dicintai, merupakan salah satu bentuk ungkapan perasaan. Tak hanya itu, berciuman juga diyakini bisa menguatkan ikatan satu sama lain. Selama ini, banyak juga orang yang percaya bahwa dengan berciuman, mereka telah mendapatkan manfaat kesehatan.
Apa saja sih, manfaat sehat dari berciuman? Dilansir Your Tango, berikut empat manfaat berciuman:
Membakar kalori
Meski tak sebanyak saat lari, tetapi berciuman mendorong metabolisme dua kali lebih banyak dibanding biasanya. Sebagian besar orang membakar kalori sekitar satu kalori per menit, saat istirahat. Menurut Dr.Sharon Stills, naturophathic physician, berciuman membakar sekitar 2-3 kalori per menit.
Melawan penyakit
Penelitian dari jurnal Medical Hypotheses pada 2009, menandakan bahwa wanita membangun daya tahan melawan cytomegalovirus dengan mencium pasangan yang terinfeksi.
Studi lainnya dari Wilkes University pada 2004, menemukan bahwa partisipan yang berhubungan seks sekali atau dua kali seminggu memiliki level lebih tinggi untuk melawan infeksi antibody immuniglobulin. Jadi, jika ingin melewati flu, waktunya berciuman.
Menurunkan kolesterol
Menurut studi pada 2009, di Western Journal of Communication, berciuman memiliki efek positif pada kolesterol seseorang.
"Kami menganalisa bahwa meningkatnya perilaku penuh kasih sayang akan memengaruhi peningkatan kondisi secara fisik dan psikologi dikenal diperburuk oleh stres, seperti kolesterol.”
Setelah enam minggu pengujian, kelompok yang diuji menunjukkan peningkatan dalam menerima stres, kepuasan hubungan dan jumlah serum kolesterol.
Menurunkan stres
Dr.Stills menemukan bahwa "berciuman menurunkan tingkat kortisol. Kortisol adalah hormon stres dan itu memiliki efek negatif pada sistem imun, sistem endokrin dan kesehatan otak, terutama hippocampus."
Jadi, jika ingin menurunkan stres dan mengurangi efek negatifnya cukup mudah dengan mencium pasangan sesering mungkin. (asp)
Kenapa Mata Refleks Tertutup Saat Berciuman?
Sebuah studi tentang penglihatan dan pengalaman sensorik taktil (rangsangan sentuh), menyimpulkan otak merasa sulit untuk memproses indera lain.
