Keputihan Tak Kunjung Sembuh, Waspada Kanker Serviks

Ilustrasi Pemeriksaan Kanker Serviks
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Angka kematian akibat kanker serviks mencapai 18.279 per tahun. Itu berarti ada 50 perempuan Indonesia meninggal dunia setiap hari akibat kanker serviks. Ini meningkat drastis dari data Globocan 2012, yang menyatakan 26 perempuan Indonesia meninggal dunia setiap hari akibat kanker serviks.

Masalah Organ Intim, Keputihan Hingga Disfungsi Ereksi Ternyata Bisa Diatasi dengan Mudah

Salah satu tanda yang kerap dilewatkan oleh seorang wanita dan dianggap biasa saja adalah terjadinya keputihan. Selama ini dipercaya bahwa hanya keputihan yang berbau atau pekat saja menjadi tanda kanker serviks, padahal tidak. 

Insiden tersebut pernah dialami oleh penyintas kanker serviks stadium 2B, Endang Suryani. Wanita 52 tahun ini awalnya hanya mengalami keputihan yang bening dan tidak berbau, setelah mengalami menstruasi, keputihan kembali muncul, dan hanya hilang saat mens. 

Wanita, Yuk Perhatikan Keputihan Abnormal: Gejala, Penyebab, dan Perawatan

Ketakutannya untuk memeriksakan diri ke dokter membawanya percaya pada omongan teman bahwa hal tersebut hanya tanda akan terjadinya menopause dan melakukan pengobatan tradisional seperti minum jahe putih. Tapi ternyata keputihan bening dan cair yang dialaminya merupakan bagian dari tanda bahwa dirinya telah mengalami kanker serviks. 

Prof. Andri, Ketua HOGI (Himpunan Ginekologi Onkologi Indonesia) menganjurkan jika memang terjadi keputihan dan tak kunjung berhenti meski telah diobati sebaiknya segera periksa kondisi tersebut pada dokter. 

Kenali 5 Gejala Umum Kanker Serviks

"Keputihan diobati keputihan lagi, dicek lagi. Pokoknya diobati, timbul lagi, cepat dilihat apa penyebabnya. Apa ada kumannya atau penyebab lain. Kankernya itu mengeluarkan lendir, kadang berdarah."

ilustrasi organ intim/vagina/ keputihan

Bukan Cuma untuk Pencernaan, Probiotik Ternyata Mampu Atasi Masalah Keputihan

Pengobatan keputihan yang disebabkan karena bacterial vaginosis (BV) dilakukan dengan pemberian antibiotik oleh dokter, dalam dosis dan jangka waktu tertentu.

img_title
VIVA.co.id
20 Oktober 2024