7 Aplikasi Penting BPOM, Mudahkan UMKM Awasi Obat dan Makanan
- ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
VIVA – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berjanji akan membantu memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat serta pelaku industri obat dan makanan. Hal itu akan didukung dengan sejumlah inovasi yang dilakukan BPOM.
Kepala BPOM Penny K. Lukito menyebut selama tiga tahun terakhir pihaknya telah melakukan sejumlah inovasi terutama dalam bidang teknologi informasi untuk pelayanan publik. Ini penting mengingat, komitmen BPOM untuk terus fokus pada kualitas prima pelayanan publik dan peningkatan daya saing.
BPOM pun meluncurkan tujuh inovasi untuk mendukung percepatan pelayanan publik. Tujuh inovasi itu, pertama, pengembangan aplikasi Siapik untuk mempercepat persetujuan iklan obat melalui penerapan tiga jalur permohonan dan tanda tangan elektronik (TTE).
Kedua, aplikasi Notifkos-New yang mempunyai fitur verifikasi mandiri untuk memandirikan pelaku usaha dalam menilai data produk serta mengurangi kesalahan pengisian data. Ketiga, pengembangan Surat Keterangan Ekspor (SKE) yang kini memiliki fitur TTE, sehingga proses penerbitan SKE menjadi lebih efektif dan efisien. Keempat, aplikasi New-AERO yang dilengkapi modul untuk variasi dan renewal serta penerapan TTE.
Kelima, aplikasi e-sertifikasi Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB). Keenam, Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) terintegrasi dengan sistem Online Single Submission (OSS) yang mendukung kemudahan berusaha, transparansi dan efektif serta memberikan layanan publik yang prima.
Dan terakhir, penerapan aplikasi 2D Barcode untuk produk obat dan makanan. Penny menjelaskan, melalui 2D Barcode, masyarakat dapat berperan aktif dalam proses pengawasan obat dan makanan.
“Melalui gadget dalam genggaman, masyarakat sebagai konsumen lebih mudah untuk melakukan identifikasi dan otentikasi produk dengan memindai 2D barcode untuk mengidentifikasi legalitas nomor izin edar produk,” kata Penny saat perayaan HUT ke-18 BPOM RI di Parkir Gedung Sarinah Jakarta Pusat, Minggu, 10 Februari 2019.
Kini BPOM RI juga memiliki subsite Istana UMKM yang dibuat sebagai bentuk upaya kolaborasi, sinergisme dan inovasi di antara kementerian/lembaga dan industri terkait pangan.
“Subsite ini merupakan sarana edukasi, sarana komunikasi, dan sarana promosi yang menyediakan informasi tentang UMKM dan produk yang dihasilkan,” ujar Penny.
Sementara dalam perjalanan 18 tahun, dia menjelaskan, BPOM RI terus mendorong industri obat dan makanan untuk meningkatkan daya saing dan terus bertransformasi untuk kemudahan dan kemandirian Indonesia demi menyediakan obat dan makanan yang aman dan berkualitas. Menurutnya, semua itu akan berjalan dengan dukungan dan keterlibatan aktif dari semua pihak.
“BPOM RI terus mengajak kementerian/lembaga, pemerintah daerah, pelaku usaha, akademisi, dan masyarakat termasuk media untuk bersama melaksanakan fungsi masing-masing dalam kapasitasnya untuk mendorong pengembangan daya saing bangsa dan perlindungan masyarakat,” tuturnya.