Lakukan Ini Sembarangan Pada Payudara, Tingkatkan Risiko Kanker
- Pixabay/pexels
VIVA – Beberapa perempuan seringkali tidak puas dengan ukuran payudara aslinya. Sehingga mereka memilih menggunakan implan agar payudaranya terlihat sesuai keinginan.
Tapi yang tidak banyak diketahui, bahwa baru-baru ini Food and Drug Administration (FDA) telah menemukan kaitan antara jenis kanker tertentu dengan penggunaan implan payudara, dilansir dari Independet.co.uk. FDA mengatakan jumlah kasus perempuan yang didiagnosis dengan limfoma besar sel anaplastik (BIA-ALCL) di Amerika Serikat telah meningkat menjadi 457 kasus, naik dari 414 kasus.
Sembilan perempuan telah meninggal karena kanker langka yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Ini merupakan risiko dari penggunaan implan payudara yang pertama kali dilaporkan oleh FDA pada tahun 2011.
Limfoma yang tumbuh lambat memang bukanlah kanker payudara, tetapi itu ditemukan di sekitar implan payudara. Pejabat kesehatan juga menjelaskan limfoma lebih mungkin terjadi pada perempuan yang memiliki implan dengan lapisan bertekstur daripada lapisan yang halus.
Implan bertekstur, yang memiliki lapisan luar yang kasar dimaksudkan untuk melekat pada jaringan di sekitarnya. Jenis itu biasanya digunakan dalam kasus di mana pasien dan ahli bedah tidak ingin implan bergerak di dalam kantung payudara.
Untuk lebih meningkatkan kemungkinan mendeteksi penyakit sebelum mengancam jiwa, FDA telah mengeluarkan surat kepada penyedia layanan kesehatan. Dalam surat itu, FDA menjelaskan kepada dokter yang secara teratur merawat perempuan untuk pentingnya belajar tentang BIA-ALCL pada pasien dengan implan payudara.
.
"Kami ingin semua penyedia layanan kesehatan menyadari BIA-ALCL, terutama pada pasien dengan pembengkakan baru, benjolan, atau nyeri di sekitar implan payudara untuk mempercepat diagnosis," demikian bunyi surat tersebut.
Pada pasien yang telah terdiagnosa kanker, penyakit ini umumnya ditemukan 'berdekatan dengan implan itu sendiri' serta terkandung dalam jaringan parut di sekitar implan. Perawatan yang bisa dilakukan biasanya melibatkan pengangkatan implan dan bekas luka di sekitarnya. Pada beberapa pasien, kemoterapi dan radiasi juga diperlukan, menurut FDA.