Jus Jambu Bantu Pulihkan Penderita DBD, Mitos Atau Fakta?

Jambu Biji.
Sumber :
  • Pixabay/Liza

VIVA – Demam berdarah sangat rentan terjadi di musim penghujan seperti sekarang. Selain melakukan langkah pencegahan dengan gerakan 3M (Menguras, Menutup, Mengubur. Hal lain yang perlu Anda ketahui adalah langkah pertama demam berdarah menyerang.

Bisa Berujung Kematian, 3 Hal Ini Wajib Dilakukan untuk Cegah Demam Berdarah

Menurut Ketua Divisi Infeksi dan Pediatri Tropik Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM-FKUI dr. Mulya Rahma Karyanti, SpA(K), Msc, prinsip pengobatan dalam demam berdarah adalah cairan karena biasanya ketika terkena gejala demam, pasien rentan mengalami dehidrasi lantaran enggan minum air, terutama pada anak-anak.

Ssaat demam berdarah menyerang, anak-anak menjadi malas minum. Badan kemudian menjadi lemas dan ini bisa memicu kondisi syok.

Keren! Mahasiswa Ini Ciptakan Alat Pembasmi Nyamuk Tanpa Asap

"Kalau 3-4 jam anak masih bisa buang air kecil artinya masih baik. Tapi, perhatikan juga aktivitasnya, jika sudah tidak panas tapi anak tidur terus, artinya anak mulai mengalami dehidrasi," ujar Karyanti saat ditemui, beberapa waktu lalu.

Seringkali jika anak diberikan air putih saja, mereka akan muntah dan cairan tidak diasup tubuh. Maka, Anda bisa memberikan cairan jenis lain seperti jus buah.

Nyamuk Aedes Aegypti Mengandung Wolbachia Akan Dilepas di Jakarta pada Oktober 2024

Banyak anggapan jika seseorang terkena demam berdarah, kondisi akan membaik bila diberikan jus jambu biji. Jus ini dipercaya bisa meningkatkan trombosit dalam darah. Namun, menurut Karyanti, belum ada penelitian mengenai hal itu.

"Sampai saat ini, belum ada bukti kajian ilmiah yang membuktikan efektif jus jambu biji ini," ungkap Karyanti.

Karyanti menekankan, paling baik adalah memaksakan anak minum cairan apapun yang anak suka, Misalnya, susu atau jus buah. (rna)

Ilustrasi anak sakit.

Kasus DBD Melonjak, Ahli: 50 Persen Kematian Usia 5-14 Tahun

Indonesia mengalami lonjakan kasus demam berdarah, dengan 88.593 kasus terkonfirmasi dan 621 kematian per 30 April 2024 – sekitar tiga 3 kali lipat lebih tinggi.

img_title
VIVA.co.id
11 November 2024