Benarkah Garam Buruk untuk Kesehatan?
- Pixabay/bykst
VIVA – Banyak orang tentu sepakat bahwa makanan akan kurang lezat, jika tidak ditambahkan dengan garam. Tapi di sisi lain, kita juga banyak mendengar bahwa garam tidak baik untuk tubuh hingga berpotensi memicu munculnya penyakit. Benarkah?
Ketika dikonsumsi dalam jumlah sedang, garam tidak berdampak buruk bagi tubuh, bahkan sejumlah penelitian menyebut garam dengan kandungan yodium sangat baik bagi tubuh.
Garam adalah bahan alami dan ada di sebagian besar makanan, jadi sulit untuk menghindari memakannya sama sekali. Namun, masalahnya terletak pada konsumsi berlebihan.
Makanan seperti bacon, zaitun, dan keju secara alami tinggi garam, karena itu hanya bagaimana mereka alami, jadi itu tidak dapat dihindari. Tetapi, beberapa hal dapat berakibat buruk, ketika asupannya sedikit lebih tinggi, dan sering memakainya. Lantas, berapa banyak garam yang harus dikonsumsi?
Dilansir laman The Sun, untuk orang dewasa, jumlah harian yang disarankan tidak banyak, jauh lebih sedikit daripada yang kita kira, yakni enam gram sehari. Agar, lebih mudah membayangkannya, setiap harinya kita hanya boleh mengonsumsi sekitar sekitar satu sendok makan sehariÂ
Untuk anak-anak, Â bahkan lebih sedikit lagi, dengan usia satu hingga tiga tahun garam yang baik dikonsumsi dua garam per hari dan anak-anak berusia empat hingga enam tahun diperbolehkan sedikit lebih banyak, yakni tiga gram sehari.
Anak usia tujuh hingga 10 tahun dapat mengonsumsi hingga lima gram sehari, dan mereka yang berusia di atas 11 diperbolehkan sama dengan orang dewasa. Terlalu banyak garam dalam diet harian, dapat memiliki efek yang sangat merugikan bagi kesehatan.
Ini dapat menyebabkan penyakit jantung atau bahkan stroke yang meningkatkan risiko mengkonsumsi terlalu banyak garam, juga meningkatkan tekanan darah, dan tekanan darah tinggi tidak terdeteksi. (asp)