Kentang Goreng Nikmat dan Crunchy Tapi Berbahaya
- Pixabay/StockSnap
VIVA – Salah satu olahan kentang yang cukup populer dan disukai oleh banyak orang adalah kentang goreng. Kentang goreng dapat dikonsumsi sebagai camilan atau lauk saat menikmati hidangan utama.
Kentang goreng tidak hanya lezat namun juga kaya akan manfaat kesehatan, asalkan diolah dengan cara yang benar serta tentunya dikonsumsi dalam porsi cukup dan tidak berlebihan. Seperti diketahui, kentang merupakan sumber energi karena kaya akan karbohidrat.
Namun meski rasanya lezat, gurih, dan renyah, kentang goreng bisa membahayakan kesehatan. Bahkan, konon rutin mengkonsumsi kentang goreng dapat berisiko kematian. Benarkah demikian? Apa saja mitos dan faktanya?
Spesialis Gizi Klinik, DR dr Samuel Oetoro, MS, SpGK(K) mengupas tuntas saat tampil di acara Ayo Hidup Sehat di tvOne, Rabu, 23 Januari 2019.
Salah satu mitos yang berkembang adalah keyakinan bahwa makan kentang lebih rendah kalori ketimbang makan nasi. Samuel mengatakan, banyak orang mengonsumsi nasi bersama dengan kentang sebagai lauknya. Ini termasuk cara makan yang salah.
"Itu namanya dobel karbohidrat. Ini akan berlebihan karbonya," kata dia.
Samuel melanjutkan, sama halnya dengan memilih konsumsi kentang goreng daripada nasi karena alasan kalori kentang lebih rendah dari nasi. Padahal itu adalah keputusan yang salah.
"Memang (kentang) sumber karbohidrat, tapi begitu dia digoreng, kalorinya lebih tinggi dari nasi," ucapnya.
Samuel menjelaskan, jika kentang dikonsumsi dalam bentuk rebusan akan mengandung kalori yang lebih rendah dari nasi. Tapi kebanyakan orang salah memahami karena mereka memilih kentang goreng sebagai pengganti nasi, padahal kentang goreng kalorinya sangat tinggi.
Kentang goreng dapat menurunkan stres
Ada lagi yang meyakini konsumsi kentang goreng bisa menurunkan stres. "Ini mitos," tegas Samuel.
Kentang goreng justru bisa memicu seseorang menjadi lebih stres. "Ingat yang bikin kita lebih stres kalau kita makan kebanyakan gula, kebanyakan lemak yang jahat. Kentang itu kan digoreng pakai kuali dengan minyak banyak, jadi serapan minyak atau lemaknya tinggi. Begitu digoreng lemaknya jadi tinggi sekali, 400 gram. Serapan minyaknya juga banyak banget apalagi kentangnya dipotong-potong kecil," tutur dia. Â
Samuel pun menyarankan agar kentang goreng tidak dikonsumsi secara berlebihan. Untuk orang dengan tubuh yang sudah kegemukan, konsumsi kentang goreng sebenarnya sangat tak dianjurkan.
"Sebab, kalau makan kentang goreng enggak mau berhenti. Untuk yang sehat, seminggu dua kali masih enggak apa-apa, jangan seminggu tiga kali," ujar dia.
Dia juga mengingatkan, konsumsi kentang goreng berlebih bisa menyebabkan kenaikan berat badan. "Kalau direbus hanya 85 kilo kalori. Tapi kalau digoreng lemaknya bisa 240 kilo kalori untuk ukuran kentang 100 gram," ucap Samuel. (rna)