Jangan Sembarangan Obati Sakit Lutut, Ini Alasannya
- Pixabay
VIVA – Manusia diciptakan untuk bergerak dan siapapun pasti tidak akan nyaman, jika tidak bisa bergerak dengan bebas. Namun, seiring dengan pertambahan usia, terutama melewati usia 45 tahun, tulang berisiko mengalami gangguan yang akan membatasi aktivitas.
Seringkali, banyak orang mengalami keluhan sakit atau nyeri pada sendi seperti lutut. Sayangnya, sebagian besar yang mengalami keluhan ini, justru meremehkan dan memilih mengobati sendiri dengan obat di apotek.
Padahal, menurut dr. Phedy, SpOT-K dari Sports, Shoulder & Spine Clinic Siloam Hospital Kebon Jeruk, jangan memvonis rasa sakit yang kita alami tanpa mengonsultasikan kepada dokter.
"Kadang keluhannya cuma satu, nyeri di lutut, langsung dianggapnya asam urat. Padahal, kalau kita periksakan, tidak ada merah, bengkak, dan kalau dipegang tidak sakit, sakitnya di dalam, itu bukan asam urat," ujar Phedy, saat ditemui di Siloam Hospital Kebon Jeruk, Jakarta, belum lama ini.
Rasa sakit di lutut itu, kata Phedy, disebabkan oleh berbagai hal. Misalnya cidera ligamen, pengapuran, rematik, atau bahkan saraf kejepit. Karena itu, jika terjadi sakit di lutut disarankan mengonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter ortopedi spesialis lutut.
Dokter inilah yang akan memastikan, apa penyebab sebenarnya rasa sakit di lutut. Jika penyebabnya bukan dari lutut itu, dokter bisa merujuk kepada dokter spesialis tulang belakang yang akan memeriksa adanya kelainan tulang belakang yang menyebabkan sakit di lutut.
Menurut Phedy, sakit yang timbul di bagian tubuh tertentu belum tentu penyebabnya ada di bagian tubuh itu juga.
"Misalnya, sakit di punggung kita langsung bilang itu saraf kejepit. Bisa saja, itu sakit ginjal. Gangguan pada ginjal juga bisa menyebabkan sakit punggung. Jadi, jangan langsung beli obat untuk saraf kejepit," ujar Phedy. (asp)