Ganasnya Kanker Usus yang Diidap Istri Ustaz Maulana Selama 7 Tahun
- Instagram/@Oki Setiana Dewi
VIVA – Suasana duka masih menyelimuti keluarga Ustaz Maulana. Istri tercintanya, Nur Aliah Ibnu Haja dikabarkan meninggal dunia pada Minggu, 20 Januari 2019 di RS Bhayangkara Makassar.
Kepada media ia berujar bahwa Nur Aliyah memang 7 tahun terakhir tengah berjuang melawan penyakitnya, yaitu kanker usus, namun sayangnya ia menolak untuk berobat di rumah sakit. Karenanya, Ustaz Maulana berencana membawa ibu dari anak-anaknya untuk menjalani pengobatan alternatif di Malaysia, dengan menggunakan metode laser.
Kanker usus bukanlah jenis kanker yang muncul tiba-tiba. Prosesnya untuk menjadi 'ganas' membutuhkan waktu cukup lama dan disertai gejala-gejala yang mudah dikenali, namun sayangnya pasien kanker ini sering tidak menyadarinya.
Dilansir dari Mayo Clinic, kanker usus besar adalah kanker yang tumbuh pada usus besar (kolon) atau rektum. Sebagian besar kasus kanker usus besar dimulai sebagai gumpalan kecil yang tidak bersifat kanker (jinak) dari sel yang disebut polip adenomatosa. Seiring waktu, beberapa polip ini bisa menjadi kanker usus besar.
Di Indonesia sendiri, kanker usus besar (kolorektal) merupakan jenis kanker ketiga terbanyak di Indonesia dengan jumlah kasus 1,8 atau 100 ribu penduduk. Dalam banyak kasus, tidak jelas apa yang menyebabkan kanker usus besar. Selama ini yang diketahui bahwa kanker usus besar terjadi ketika sel-sel sehat di usus besar mengalami kesalahan dalam cetak biru genetik mereka.
Sel-sel sehat tumbuh dan membelah secara teratur agar tubuh berfungsi normal. Tetapi ketika DNA sel rusak dan menjadi kanker, sel-sel terus membelah, bahkan ketika sel baru tidak diperlukan. Ketika sel-sel menumpuk, mereka membentuk tumor.
Seiring waktu, sel-sel kanker dapat tumbuh untuk menyerang dan menghancurkan jaringan normal di dekatnya. Dan sel-sel kanker dapat melakukan perjalanan ke bagian lain dari tubuh untuk membentuk endapan di sana (metastasis).
Menurut beberapa penelitian, kanker usus besar sendiri bisa bersifat genetik, artinya dapat diturunkan melalui keluarga yang memiliki riwayat penyakit yang sama. Namun presentasi kasus tersebut terbilang kecil.
Selain faktor keturunan, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan peluang seseorang mengidap kanker usus besar, di antaranya umur, riwayat polip (tumor) pada usus, pola makan tidak sehat (tinggi lemak, rendah serat dan protein), jarang beraktivitas fisik, obesitas, merokok dan alkohol.
Meski belum diketahui pasti penyebabnya, namun ada beberapa gejala yang bisa dicurigai sebagai kanker usus besar, di antaranya perubahan kebiasaan buang air besar, termasuk diare atau konstipasi dan perubahan konsistensi tinja yang berlangsung lebih lama dari empat minggu, tinja mengeluarkan darah, dan ketidaknyamanan pada perut, seperti kram, gas atau rasa sakit.
Jika melihat gejala kanker usus besar, seperti darah di tinja atau perubahan kebiasaan buang air besar yang sedang berlangsung, jangan ragu untuk membuat janji dengan dokter untuk memeriksakan hal itu. (rna)