Studi: Makan Tanah Liat Bisa Atasi Obesitas
- Pixabay/ Luzimo
VIVA – Tanah adalah benda yang tak lazim untuk dikonsumsi, tapi tahukah Anda sejak 2000 tahun lalu sejarah mencatat ada kelompok manusia yang mengonsumsi tanah. Kegiatan mengonsumsi tanah dikenal dengan istilah geophagy. Tak sembarang tanah, yang bisa dikonsumsi hanya tanah liat murni tanpa campuran apapun yang diyakini kaya nutrisi dan mineral.
Menurut Sera Young, peneliti dari Cornell University, kegiatan mengonsumsi tanah ini rupanya untuk melindungi lambung karena dapat menangkal racun, parasit dan pathogens. Namun, para ilmuwan sampai sekarang tidak bisa menjelaskan secara konkret mengapa orang suka memakan tanah. Beberapa peneliti berpikir, geophagy terjadi untuk mengurangi rasa sakit akibat kelaparan.
Yang mengejutkan, di Indonesia praktik tersebut masih berlangsung. Di Tuban, Jawa Timur, tanah liat dijadikan sebagai camilan unik bernama ampo. Bahan bakunya simpel, hanya tanah liat yang diserut seperti keripik.
Berusaha memahami kegiatan geophagy ini lebih dalam, baru-baru ini para peneliti asal University of South Australia mengklaim telah menemukan partikel tanah liat dapat membantu menurunkan berat badan.
Dilansir laman Oddity Central, tanah liat bahkan diyakini dapat membantu menyerap asupan lemak dari usus jika dikonsumsi di malam hari, sehingga para peneliti yakin penemuan ini mampu mengatasi masalah obesitas. Kepala peneliti Tahnee Dening PhD tengah menyelidiki bagaimana senyawa yang ada dalam tanah liat memiliki kemampuan luar biasa untuk menyerap lemak usus.
"Saya merasa takjub. Awalnya kami coba menggunakan partikel tanah liat secara oral untuk membentuk penyerapan obat antipsikotik. Namun pada akhirnya alih-alih bereaksi seperti yang saya harapkan, partikel tanah liat justru mampu menyerap partikel lemak bahkan menyerapnya," ujar Dening.
Ia melanjutkan, bahan tanah liat tidak hanya menjebak lemak di dalam struktur partikelnya, tetapi mereka juga mencegahnya agar tidak diserap oleh tubuh, dan memastikan bahwa lemak melewati sistem pencernaan. Berdasarkan temuan baru ini, dilakukan penelitian lewat tikus yang dipantau selama dua minggu. Setelah dianalisis, terjadi efek penurunan berat badan pada tikus dibanding dengan pemberian obat.Â
"Tanah liat olahan kami memiliki luas permukaan yang luar biasa tinggi, yang berarti memiliki kapasitas besar untuk berinteraksi dan menyerap lemak dan minyak yang tercerna dalam makanan yang kita makan," ujarnya. (rna)
Â