Kembang Kol Bisa Picu Kanker dan Asam Urat, Mitos atau Fakta?
- Pixabay/evstforofa
VIVA – Kembang kol atau bunga kol merupakan sayuran yang bentuknya mirip dengan brokoli. Kembang kol memiliki kepala bunga yang banyak dan teratur dengan padat dan "kepala" kembang kol umumnya yang lazim dimakan.
Bunga kembang kol dikelilingi dengan daun hijau yang tebal dan tersusun rapat. Umumnya sayuran ini berwarna putih kekuningan atau kehijauan.
Banyak masyarakat meyakini mengonsumsi kembang kol dapat menurunkan berat badan, mengatasi sakit jantung, dan melancarkan pencernaan. Namun, ada yang beranggapan konsumsi kembang kol berbahaya lantaran pestisida yang disemprotkan pada tanaman ini sulit hilang meskipun sudah dicuci berkali-kali.
Ada juga anggapan bahwa konsumsi kembang kol dapat memicu timbulnya kanker dan menyebabkan asam urat, benarkah?
Cari tahu jawabannya lewat program Ayo Hidup Sehat di tvOne bersama dr Marya W Haryono MGizi,SpGK, siang ini pukul 13.00-14.00.
Selain membahas soal kembang kol, juga akan dibahas soal hipertensi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih.
Penting untuk dipahami bahwa jika Anda memiliki tekanan darah tinggi, Anda juga berisiko mengalami sakit ginjal. Sebabnya, tekanan darah yang terlalu tinggi ini bisa membuat pembuluh darah di ginjal rusak dan ginjal jadi tidak bekerja maksimal.
Jika pembuluh darah ginjal rusak, ginjal bisa berhenti menyaring racun dan mengatur kelebihan cairan dari dalam tubuh.
Lalu apa yang harus dilakukan jika hipertensi sudah menyerang ginjal? Apakah fungsi ginjal tersebut dapat bekerja normal kembali, simak pembahasannya bersama Dr Pringgodigdo Nugroho, SpPD, KGH, FINASIM. (tsy)